This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 27 Oktober 2010

Pelajaran indah dari Perjalanan Arus Air


Assalaamu’alaikum….

I Love this Day, Salam Amazing..salam sejahtera untuk Anda semua. Bila pikiran Anda masih berkecamuk oleh hadirnya kembali segala rutinitas, Please… jangan biarkan ia mempengaruhi hari-hari Anda menjadi lebih buruk lagi. Sebab kita tidak tahu hal Apa yang akan terjadi setelah ini. Alhamdulillah jika kehidupan membawa anda pada titik yang membahagiakan. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Apakah kita sudah siap sedia menghadapi seraya menghadang hal-hal buruk yang akan terjadi? Mmh.. Insyaallah saya Siap dan Bisa mengatasinya! bagaimana dengan Anda, sahabat? Ssst… saya sudah tau jawaban Anda. hehe..

Ada cerita menarik untuk anda, untuk Anda yang selalu Special di hati saya. Semoga menjadi motivasi yang baik untuk kehidupan Amazing kita, jadi begini kisahnya,

Sekumpulan kecil arus air turun dari ketinggian gunung, jauuh di atas sana lalu melalui sejumlah desa dan hutan, hingga ia mencapai padang pasir. Arus kecil itu lalu berpikir, "Aku telah melewati begitu banyak rintangan. Tentunya tidak ada masalah buat aku melintasi padang pasir ini!" Namun ketika ia memutuskan untuk memulai perjalanannya, ia menemukan dirinya menghilang secara perlahan-lahan ke dalam padang pasir. Setelah mencoba berkali-kali, ia masih tetap menemukan dirinya yang menghilang dan hilang terabawa hamparan padang pasir, hal ini membuatnya merasa sangat sedih. "Mungkin ini nasibku! Aku tidak memiliki nasib untuk mencapai lautan luas seperti dalam legenda," ia menggerutu dan mengutuk dirinya.

seketika, terdengar suara yang dalam dan jauh, "hei.. Jika awan dapat melewati padang pasir, tentunya sungai juga bisa."

Aku mendengar seperti suara padang pasir, sahutnya”. aku Tidak begitu yakin, arus kecil berteriak, "Itu karena awan dapat terbang, tapi aku tidak bisaa."

"Itu karena kamu hanya melekat pada dirimu. Jika kamu benar-benar hendak melepaskannya, dan biarkan dirimu menguap, ianya akan menyeberang, dan kamu akan mencapai tujuanmu," kata padang pasir dengan suara yang dalam.

Arus kecil tidak pernah mendengar hal seperti ini. "apakah aku harus Melepaskan diriku sekarang dan menghilang ke dalam bentuk awan? Tidak! Tidaak!" Ia tidak dapat menerima gagasan demikian. Lagipula, ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya. Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada bentuk yang ia miliki sekarang?

"Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?" tanya arus kecil.

Hey arus kecil.."Awan dapat membawa dirinya menyeberangi padang pasir dan melepaskannya sebagai hujan di tempat yang tepat. Hujan akan membentuk sungai lagi untuk meneruskan perjalanannya," demikian jawaban dari padang pasir dengan sabar.

"Akankah aku masih seperti diriku sekarang?" tanya arus kecil.

"Ya, dan tidak. Apakah kamu sebagai sungai atau uap yang tak kasat mata, hakekat diri kamu tidak akan pernah berubah. Kamu melekat pada kenyataan bahwa kamu adalah sungai karena kamu tidak mengetahui hakekat diri kamu," jawab padang pasir.

Jauh di dalam sanubarinya, arus kecil pun tersadar, tersadar bahwa sebelum ia menjadi sungai, kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya hingga ke atas gunung itu, di mana ia berubah menjadi hujan dan akan jatuh ke tanah lagi dan menjadi dirinya seprti sekarang ini. dan Akhirnya arus kecil mengumpulkan keberaniannya dan berlari ke dalam rangkulan awan yang membawanya ke perjalanan hidup berikutnya.

Sahabat, Perjalanan hidup kita seperti halnya pengalaman dari arus kecil tadi. Jika Anda ingin melewati rintangan dalam hidup Anda guna mencapai tujuan dari Kebenaran, Kebajikan dan keindahan, Anda juga harus memiliki kebijaksanaan dan keberanian untuk melepaskan sifat ke-aku-an (kelekatan pada diri Anda).

Mungkin Anda dapat menanyakan pertanyaan ini pada diri Anda :"Apakah hakekat diriku? Melekat pada apakah diriku ini? dan Sebenarnya apa yang benar-benar aku inginkan? "

Ayoo Sahabat, jadilah Penyebab baik bagi Sebab Baik Kehidupan Amazing Anda…! SEMANGAAAT…

Kamis, 21 Oktober 2010

Umat Islam Hari Ini



Tidak dapat dipungkiri bahwa era sekarang adalah Era Amerika Serikat (al-Ashr al-Amriki). Seluruh dunia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap AS, Israel dan sekutunya. AS dan Eropa yang beragama Nashrani dan Israel yang Yahudi sangat kuat mencengkeram dunia Islam. Bahkan sebagiannya dibawah kendali langsung mereka seperti Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Irak dan lain-lain. Realitas yang buruk ini telah diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya: Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:” Kamu pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan mengikutinya”. Sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan Nashrani”. Rasul saw menjawab, ”Siapa lagi!” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Beginilah nasib dunia Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam dan dunia Islam.

Dari segi kehidupan sosial, sebagian besar umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dan lain-lain. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu media massa khususnya televisi.

Dalam kehidupan ekonomi, sistem bunga atau riba mendominasi persendian ekonomi dunia dimana dunia Islam secara terpaksa atau sukarela harus mengikutinya. Riba’ yang sangat zhalim dan merusak telah begitu kuat mewarnai ekonomi dunia, termasuk dunia Islam. Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, WTO dll mendikte semua laju perekonomian di dunia Islam. Akibatnya krisis ekonomi dan keuangan disebabkan hutang dan korupsi menimpa sebagian besar dunia Islam.

Begitu juga pengekoran umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani terjadi dalam kehidupan politik. Politik dibangun atas dasar nilai-nilai sekuler, mencampakkan agama dan moral dalam dunia politik, bahkan siapa yang membawa agama dalam politik dianggap mempolitisasi agama. Begitu buruknya kehidupan politik umat Islam, sampai departemen yang mestinya mencerminkan nilai-nilai Islam, yaitu departemen agama, menjadi departemen yang paling buruk dan sarang korupsi.

WAHN
Buruknya realitas sosial politik umat Islam di akhir zaman disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw., beliau bersabda: Dari Tsauban berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul saw. menjawab, ”Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat, ”Wahai Rasulullah saw., apa itu Wahn?” Rasul saw. berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)

Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri muslim banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu, bahwa agen AS dan Israel itu adalah para penguasa negeri muslim sendiri atau kelompok yang dekat dengan penguasa.

Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa. Demikianlah para penguasa dunia Islam diam, pada saat AS membantai rakyat muslim Irak, dan Israel membantai rakyat muslim Palestina.

Mengikuti Yahudi dan Nashrani

Kecenderungan yang kuat terhadap dunia atau wahn, menyebabkan umat Islam mengekor dan tunduk patuh kepada dunia barat yang notabenenya dikuasi Yahudi dan Nashrani. Dan ketika umat Islam mengikuti Yahudi dan Nashrani, maka banyak sekali kemiripan dengan meraka. Beberapa kemiripian dan sikap mengekor yang dilakukan umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani, di antaranya:

I. PenYikapan terhadap Agama (Sekuler)

Kaum Yahudi dan Nashrani bersikap sekuler dalam kehidupan. Mereka mencampakkan agama dari kehidupan sosial politik. Dalam memandang sesuatu, Kaum Yahudi dan Nashrani tidak berdasarkan agama mereka. Ruang lingkup agama dipersempit hanya di tempat-tempat ibadah saja. Sedangkan kehidupan sosial politik jauh dari nilai-nilai agama. Karena mereka meyakini bahwa agama sudah tidak berfungsi lagi untuk memberikan solusi kehidupan.

Gerakan sekuler tumbuh dan berkembang di dunia barat, dan berkembang ke seluruh penjuru dunia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke dunia Islam. Maka berkembanglah sekulerisme di dunia Islam. Kehidupan sosial politik di negara-negara Islam jauh dari nilai-nilai ke-Islaman dan sekulerisme begitu sangat kuatnya di dunia Islam.

Sedangkan di Indonesia, sekulerisme sangat mudah dibaca dan sangat transparan. Jika kita melihat partai-partai politik, maka mayoritasnya partai sekuler, sampai partai yang basis masanya ormas Islam sekalipun, masih sangat kental dengan nilai-nilai sekulernya. Sekulerisme begitu sangat dalam masuk dalam sendi-sendi kehidupan sosial politik di Indonesia. Simbol-simbol pemerintahan, pakaian masyarakat, bahasa yang digunakan dll sarat dari nilai-nilai sekulerisme. Sementara dakwah Islam, masih sangat sedikit yang mengajak pada kesempurnaan Islam dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Dakwah yang dominan di Indonesia adalah dakwah tasawuf yang mengajak pada dzikir yang sektoral, pembinaan dan manajemen hati yang sektoral dan sejenisnya.

II. PenYikapan terhadap Al-Qur’an

Pensikapan sebagian umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagaimana Yahudi dan Nashrani mensikapi Taurat dan Injil. Kemiripan sikap ini pula menimbulkan fenomena dan dampak yang agak sama yang menimpa antara umat Islam dengan mereka. Beberapa kemiripan tersebut seperti disebutkan dalam informasi Al-Qur’an dan Hadits sbb:

1. Umiyah (Buta Huruf tentang Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (Al-Baqarah 78)

Sifat yang menimpa bangsa Yahudi terkait dengan kitab Tauratnya juga menimpa umat Islam terkait dengan Al-Qur’an, dimana mayoritas umat Islam buta huruf tentang Al-Qur’an, dalam arti tidak pandai membacanya apalagi memahaminya dengan baik.

2. Juz’iyah Al-Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah 85)

Ayat yang menyebutkan sikap Bani Israil terhadap Taurat ini juga menimpa umat Islam dimana banyak diantara mereka yang beriman pada sebagian ayat Al-Qur’an dan ingkar pada sebagian ayat yang lain. Umat Islam banyak yang beriman pada ayat yang mengajarkan shalat, puasa dan haji, tetapi mereka juga mengingkari ayat atau ajaran lain seperti tidak mengimani pengharaman riba’, tidak beriman pada ayat-ayat yang terkait hukum pidana (qishash dan hudud) dan hukum-hukum lain yang terkait dengan masalah politik dan pemerintahan.

3. Ittiba Manhaj Al-Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

(QS Al-Maa-idah 49-50)

Inilah musibah terbesar yang menimpa umat Islam di hampir seluruh dunia Islam pada akhir zaman, mereka mengikuti hukum sekuler buatan manusia. Bahkan di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, mereka tidak berdaya bahkan menolak terhadap pemberlakuan hukum Islam. Kondisi ini akan tetap berlangsung sehingga mereka merubah dirinya sendiri, berda’wah dan membebaskan dari semua pengaruh asing yang menimpa umat Islam.

4. Tidak Memahami Kedudukan Al-Qur’an

“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Israa’:� 9)

Umat Islam tidak mengetahui dan tidak mendudukkan Al-Qur’an sesuai fungsinya. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai hidayah untuk manusia yang hidup tetapi banyak diselewengkan, Sebagian umat Islam hanya menggunakan Al-Qur’an terbatas sebagai bacaan untuk orang meninggal dan dibaca saat ada orang yang meninggal. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup hanya ramai di musabaqahkan. Sebagaian yang lain hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai kaligrafi yang menjadi hiasan dinding di masjid-masjid atau di tempat lainnya. Sebagian yang lain menjadikan Al-Qur’an sebagai jimat, yang lain hanya menjadi pajangan pelengkap perpustakaan yang jarang dibaca atau bahkan tidak pernah dibaca.

5. Hajr Al-Qur’an (Meninggalkan Al-Qur’an)

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan”.

Meninggalkan Al-Qur’an adalah salah satu masalah besar yang menimpa umat Islam. Umat Islam banyak yang meninggalkan Al-Qur’an, dalam arti tidak memahami, tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak membaca, tidak mengamalkan dan tidak menjadikan pedoman hidup dalam kehidupan mereka. Umat Islam lebih asyik dengan televisi, koran, majalah, lagu-lagu, musik dan lainnya. Jauhnya umat Islam menyebabkan hinanya mereka dalam kehidupan dunia. Salah satu rahasia kejayaan umat Islam apabila mereka komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman hidup.

III. PenYikapan terhadap Ahli Agama (Kultus)

Allah Taala berfirman, ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)

Inilah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap ahli agama mereka. Dan ternyata banyak dari umat Islam yang mengkultuskan ulama dan kyai dan menempatkan mereka pada posisi Tuhan yang suci dan tidak pernah salah.

Terkait dengan surat At-Taubah 31, diriwayatkan dalam beberapa hadits diantaranya oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan At-Tabrani bahwa Adi bin Hatim yang baru masuk Islam datang kepada Rasulullah saw. yang masih memakai kalung salib dan Rasulullah saw. memerintahkan untuk melepaskannya. Kemudian Rasul saw. membacakan ayat tadi. Adi menyanggahnya, ”Wahai Rasulullah kami tidak menyembahnya”. Tetapi Rasulullah saw menjawabnya, ”Bukankah mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah?” Betul”, kata Adi. Rasul saw. meneruskan, ”Itulah ibadah mereka”.

Demikianlah pendapat mayoritas ulama jika sudah menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan mentaatinya maka itulah bentuk penyembahan terhadap ahli agama. Dan ini pula yang banyak menimpa umat Islam, mereka mentaati secar buta apa yang dikatakan ulama atau kyai padahal bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.

IV. PenYikapan terhadap Dunia (Rakus)

Penyakit utama Yahudi adalah sangat rakus terhadap dunia, baik harta, kekuasaan maupun wanita sebagaimana direkam dalam Al-Qur’an, Allah Taala berfirman, “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (Al-Baqarah 96)

Penyakit ini pula yang menimpa sebagian besar umat Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits wahn. Perlombaan sebagian umat Islam terhadap dunia telah membuat mereka buta dan tuli sehingga menghalalkan segala cara. Inilah fenomena yang terjadi di Indonesia dan sebagian negeri muslim lainnya. Mayoritas penduduknya muslim tetapi menjadi negera terkorup di dunia, paling banyak hutangnya, paling jorok, paling rusak dll. Sungguh sangat jauh antara Islam dan realitas umat Islam.

Di antara dorongan dunia yang paling kuat daya tariknya adalah syahwat wanita. Dan inilah yang sedang menimpa kita. Fenomena seks bebas, pornografi merupakan santapan harian bagi sebagian umat Islam. Dan realitas ini sangat cerdas dimanfaatkan oleh broker seks bebas. Manusia yang sedang rakus dan lahap terhadap syahwat mendapatkan makanan dan pemandangan yang sangat cocok bagi mereka. Lebih ironis lagi orang-orang yang rusak itu dianggap paling berjasa oleh sebagian kyai dan ulama, karena dapat menghibur manusia Indonesia yang lagi stress. Memang manusia Indonesia sedang terkena penyakit dan penyakit itu adalah penyakit hati dan syahwat. Dan mereka memuaskan rasa sakit itu, sebagaimana narkoba memuaskan orang yang sedang kecanduan narkoba itu.

Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Said Al-Khudri ra. Nabi saw. bersabda:” Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian, maka Allah akan melihat bagaimana kamu memperlakukan dunia. Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR Muslim)

V. PenYikapan terhadap Akhirat (Meremehkan)

Allah SWT. berfirman: Artinya: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah 80-81).

Inilah sikap mereka yaitu Yahudi terhadap akhirat, lebih khusus lagi terhadap neraka. Mereka meremehkan siksa api neraka. Dan ternyata penyakit ini juga banyak menimpa umat Islam. Sebagian umat Islam yang meremehkan siksa api neraka membuat mereka melalaikan kewajiban Islam, seperti menegakkan shalat, zakat, puasa, haji, menutup aurat dll. Pada saat yang sama mereka juga tidak takut berbuat dosa. Inilah fenomena potret umat Islam.

Umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban narkoba. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.

Dan ketikan umat Islam terus mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani dan mengekor pada kepentingan mereka, maka akan berakibat sangat buruk yaitu murtad dan jatuh pada jurang kekafiran. Naudzubillahi min dzaalik. Semoga kita diselamatkan dari bahaya tersebut sebagaimana yang Allah ingatkan kepada kita semua: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (Ali Imran: 100)

Selasa, 19 Oktober 2010

Tanda-tanda ilmu yang bermanfaat


Ilmu yang ber­man­faat dapat diketahui dengan melihat kepada pemilik ilmu ter­sebut. Di antara tanda-tandanya adalah:

[1]. Orang yang ber­man­faat ilmunya tidak peduli ter­hadap keadaan dan kedudukan dirinya serta hati mereka mem­benci pujian dari manusia, tidak meng­ang­gap dirinya suci, dan tidak som­bong ter­hadap orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

Imam al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) rahimahullaah meng­atakan, “Orang yang faqih hanyalah orang yang zuhud ter­hadap dunia, sangat meng­harapkan kehidupan akhirat, meng­etahui agamanya, dan rajin dalam ber­ibadah.” Dalam riwayat lain beliau ber­kata, “Ia tidak iri ter­hadap orang yang ber­ada di atas­nya, tidak som­bong ter­hadap orang yang ber­ada di bawah­nya, dan tidak meng­am­bil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan kepadanya.” [1]

[2]. Pemilik ilmu yang ber­man­faat, apabila ilmunya ber­tam­bah, ber­tam­bah pula sikap tawadhu’, rasa takut, kehinaan, dan ketun­dukan­nya di hadapan Allah Ta’ala.

[3]. Ilmu yang ber­man­faat meng­ajak pemilik­nya lari dari dunia. Yang paling besar adalah kedudukan, ketenaran, dan pujian. Men­jauhi hal itu dan bersungguh-sungguh dalam men­jauh­kan­nya, maka hal itu adalah tanda ilmu yang bermanfaat.

[4]. Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan tidak ber­bangga dengan­nya ter­hadap seorang pun. Ia tidak menis­batkan kebodohan kepada seorang pun, kecuali seseorang yang jelas-jelas menyalahi Sun­nah dan Ahlus Sun­nah. Ia marah kepadanya karena Allah Ta’ala semata, bukan karena pribadinya, tidak pula ber­mak­sud mening­gikan kedudukan dirinya sen­diri di atas seorang pun. [2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah mem­bagi ilmu yang ber­man­faat ini –yang merupakan tiang dan asas dari hik­mah– men­jadi tiga bagian. Beliau rahimahullaah ber­kata, “Ilmu yang ter­puji, yang ditun­jukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi, seba­gaimana disabdakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

“Sesung­guh­nya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan mereka tidak mewariskan dinar dan tidak pula dir­ham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa yang meng­am­bil­nya, maka ia telah meng­am­bil bagian yang banyak.” [3]

Ilmu Ini Ada Tiga Macam:

[1]. Ilmu ten­tang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat-Nya serta hal-hal yang ber­kaitan dengan­nya. Con­toh­nya adalah seba­gaimana Allah menurunkan surat al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan sebagainya.

[2]. Ilmu meng­enai berita dari Allah ten­tang hal-hal yang telah ter­jadi dan akan ter­jadi di masa datang serta yang sedang ter­jadi. Con­toh­nya adalah Allah menurunkan ayat-ayat ten­tang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka, dan sebagainya.

[3]. Ilmu meng­enai per­in­tah Allah yang ber­kaitan dengan hati dan perbuatan-perbuatan ang­gota tubuh, seperti ber­iman kepada Allah, ilmu pengetahuan ten­tang hati dan kon­disinya, serta per­kataan dan per­buatan ang­gota badan. Dan hal ini masuk di dalam­nya ilmu ten­tang dasar-dasar keimanan dan ten­tang kaidah-kaidah Islam dan masuk di dalam­nya ilmu yang mem­bahas ten­tang per­kataan dan perbuatan-perbuatan yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang mem­bahas ten­tang hukum amal per­buatan. Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu agama. [4]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah juga ber­kata, “Telah ber­kata Yahya bin ‘Ammar (wafat th. 422 H), ‘Ilmu itu ada lima:

(1). Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid

(2). Ilmu yang merupakan san­tapan agama, yaitu ilmu ten­tang mem­pelajari makna-makna Al-Qur-an dan hadits

(3). Ilmu yang merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah (malapetaka) datang kepada seorang hamba, ia mem­butuhkan orang yang mampu menyem­buh­kan­nya dari musibah itu, seba­gaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu

(4). Ilmu yang merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid’ah, dan

(5). Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang seper­tinya.’” [5]

[Disalin dari buku Menun­tut Ilmu Jalan Menuju Surga “Pan­duan Menun­tut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pener­bit Pus­taka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Per­tama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]
___________

Diambil dari website hang radio

Kamis, 14 Oktober 2010

Air tak memilih Tempat


Assalaamu’alaikum…

Langsung Keceritanya ya,,,,,

Seorang pemuda duduk di tepi sebuah danau. Air danau itu sangat bening, tenang tak ada riak. Namun wajah pemuda itu tampak termenung tak menikmati keindahan yang terhampar dihadapannya.
Pemuda itu baru saja pulang dari sebuah perjalanan merantau menempuh studinya di negeri seberang. Tetapi bukan keceriaan yang ada padanya melainkan kemurungan yang tiada tara.

Dari kejauhan seorang lelaki paruh baya perlahan mendekat ke arahnya. Lelaki itu ternyata ayah dari si pemuda.
“Ada apa anakku?", kenapa sejak kau pulang wajahmu selalu terlihat murung?, apakah gerangan yang mengganggu ketenangan jiwamu?”, si ayah bertanya.
“Entahlah ayah, telah jauh perjalanan yang ku tempuh, telah banyak uang ayah yang dikeluarkan untuk studiku, sekarang ku telah berhasil dalam studiku, tapi entah kenapa hatiku tidak merasa tenang, bathinku terasa gelisah tak tentu arah”, pemuda itu menjawab dengan gamang.
“Kenapa bisa jadi seperti itu?, ceritakanlah anakku…apakah yang tengah mengusik jiwamu dan tak membuat tenang batinmu itu…?, ujar si ayah

Pemuda itu menghela napasnya sejenak, kemudian berpaling kearah ayahnya.
“Ayah, kenapa ku merasa tak mampu menjalani kehidupan ini?, kenapa kadangkala persaingan yang ada cenderung menghalalkan segala cara?, kenapa begitu deras terpaan hidup yang ada?...rasanya aku tak mampu menjalani kehidupan ini jika berada jauh dari ayah dan bunda…terasa hampa jika ku berada sendirian di dunia yang luas ini…terlampau banyak hal yang tak kumengerti ayah…!”, urai si pemuda.

“Anakku kenapa kau harus takut? Cobalah kau lihat air danau yang terhampar dihadapanmu ini, belajar hiduplah seperti layaknya air”, jawab sang ayah dengan pandangan terarah pada danau yang ada di hadapan mereka.
Pemuda itu menatap ayahnya dengan pandangan tak mengerti.

“Apa maksudnya ayah?”, tanya pemuda itu mengungkapkan kebingungannya.
“Jadilah seperti air yang tenang anakku…karena dalam ketenangannya yang menghanyutkan, sungguh kedalamannya tak terduga, jangan kau menjadi air yang beriak pada kedangkalan yang terbaca”, ujar si ayah.
“Air, selalu menyesuaikan diri dengan tempat yang mewadahinya, selalu mengalir kearah dataran yang lebih rendah.

Ketika kesulitan menderamu berkacalah pada orang-orang tak lebih beruntung darimu, berlajarlah menyesuaikan diri dengan lingkunganmu”, lanjut si ayah lagi
“Iya, ayah benar, mungkin selama ini aku kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganku, seringkali ketika ada masalah yang menghampiri ku merasa duniaku kiamat ayah!”, tukas si pemuda
“Hmm…anakku, bisakah kau campurkan air dengan minyak?”, tanya si ayah tiba-tiba.
“Maksud ayah?”.
“Saat masalah menghampirimu jadilah orang yang bisa berbaur tapi tak lebur, tetap pada prinsip diri, saat tiba-tiba ada pohon tumbang atau bahkan bongkahan karang terjal menghalang di tengah perjalanan hidupmu, jadilah seperti air yang begitu lincah menyelip dan mengalir di sela-selanya, jangan kau terhenti hanya karena sebuah tembok yang tak tinggi”, terang si ayah.

“Anakku, dalam menjalani kehidupan ini...cobalah kau belajar dari pertanda alam disekelilingmu…tak ada yang diciptakan Allah SWT dengan sia-sia, seperti air yang mengalir, matahari yang bersinar, pergantian siang-malam, bahkan pohon-pohon yang berjajar di seberang sana. Pasti ada pertanda dan pelajaran yang bisa kau peroleh darinya selama engkau mau membuka dan melapangkan hati dan pikiranmu”, jelas si ayah sambil tersenyum menatap si pemuda.

“Wah, terimakasih ayah…!”, pemuda itupun tersenyum. Pandangannya beralih menatap kearah danau. Iya, aku kan mencoba belajar!, tekadnya mantap.

Hai..Sahabat Amazing, Bagaimana menurut Anda dengan cerita di atas?
Saya Pastikan Anda sudah memahami dan mulai menerapkan Prinsip hidup yang Amazing tentunya..! Tetap Semangat ya..!

Senin, 11 Oktober 2010

Ikanku


Satu minggu ini ikan sapu-sapuku meninggal dunia. Sejak saat dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan, lumut pasti akan bermunuculan di akuarium kesayanganku.
Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Aku berpikir, ini tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan kokiku akan tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka.

Ikan-ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan lumut- lumut itu. Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja, kuluangkan waktu untuk mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya akan kasar. ”Berapa Pak, harganya?” tanyaku pada si penjual ikan itu. ”Tujuh ribu rupiah, Mbak,” jawab si penjual itu. Segera kusodorkan uang dan

setelah itu langsung kutapakkan kakiku menuju rumah. Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium. Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung meliuk-liuk. Dan … betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut tersebut. Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan dulu tanpa kubersihkan akuariumnya.

Pikirku weekend nanti pasti aku ada waktu. Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah …. Tapi bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh … tapi kok lain ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Wow… that’s so Amazing..!

Terus kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.
Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam yang
tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu.

Aku tersadar …. Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca akuariumku buram sudah lenyap!
Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah.

Ikan yang tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.

Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang tidak
menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini. Dia tidak punya kelebihan fisik yang dapat dibanggakan. tapi dia dapat membersihkan permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.

Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada TUHAN karena merasa aku tidak memiliki kelebihan. namun TUHAN memakai ikan kecil itu untuk menyadarkan aku, “KU-ciptakan dirimu bukan untuk hal yang tidak berguna. Kita ada di dunia ini karena kita berarti untuk melakukan hal-hal besar !”

Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini TUHAN memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, TUHAN tidak ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Berhentilah menjadi "Gelas"


Assalaaamu’alaikum…. ,

Sudah memasuki penghujung minggu lagi.., bagaimana kabar Anda Yang selalu Amazing? Waktu terasa begitu cepat bergulir ya, Secepat laju Kereta yang ingin sampai tepat waktu ke stasiun berikutnya. Semoga kita dapat menggunakan waktu yang berharga ini dengan hal-hal yang Positif, tentunya dengan sesuatu yang membawa kita menjadi Manusia yang berkualitas dan Amazing tentunya.

Sahabat, Beberapa waktu yang lalu saya membaca cerita yang cukup menginspirasi bagi diri saya. Cukup untuk bisa membuat diri kita lebih bijaksana dalam menghadapi masalah. Mau tau cerita? Jadi begini ceritanya,

Seorang guru Sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini?” sang guru bertanya.
“Guru, belakanan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

He.he.he.he..”Sang guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si muridpun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam itu dan masukan ke dalam segelas air,”kata sang guru. “Setelah itu coba kamu minim airnya sedikit.” Si muridpun melakukanya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.”Bagaimana rasanya?’ Tanya sang guru. “huuhh.. Asin dan perutku jadi mual,”jawab si murid dengan wajah masih meringis. Sang Guru hanya tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kamu ikut aku.”Sang guru pun membawanya ke danau di dekat mereka.”Ambil garam yang tersisa dan tebarkanlah ke danau.”Si murid menebarkan segenggam garam sisa tadi ke danau tanpa bicara apapun. Walaupun Rasa asin dimulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dimulutnya, tapi tak dilakukanya. Tak sopan rasanya meludah di hadapan mursyid.

“Sekarang coba kamu minum air danau itu,”kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat dipinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tanganya , mengambil air danau dan meminumnya. Ketika air dingin segar mengalir di tenggorokanya, sang Guru bertanya,”Bagimana rasanya?”
“mmmh..Segaar, segar sekali,”kata simurid sambil mengelap bibirnya. Tentu saja air danau ini berasal dari sumber mata air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. “Terasakah rasa garam yang kau taburkan?” tanya sang Guru. “Tidak sama sekali guru!,”kata si murid sambil mengambil air minumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum dan membiarkan muridnya mengambil minum sampai puas.

“Nak,”kata sang Guru setelah muridnya selesai minum.”Segala masalah dalam hidup ini hanya seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau hadapi dalam hidupmu itu sduah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap segitu-gitu aja tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia inipun demikian. Tidak ada satupun manusia,walau dia seorang nabi yang terbebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam mendengarkan.”Tapi Nak, Rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, Berhentilah Menjadi ‘Gelas’. Jadikan qalbu dalam dadamu itu sebesar ‘danau’.”

Terkadang masalah yang kecil menjadi besar tatkala hati kita sempit. Banyak sekali kita menyaksikan dalam perjalanan hidup kita ada orang saling bunuh hanya karena masalah yang kecil. Masalah yang kecil itu menjadi besar tatkala hatinya sempit.

Sahabat yang Amazing, Perbesarlah ruang hati kita dan jadilah lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai masalah. Niscaya solusi akan terhampar seiiring dengan terhampar luasnya ruang hati kita. Kita masih Punya Tuhan yang Selalu menjaga umatnya. Tetaplah berdoa, Tetaplah Berusaha, Semoga Allah meridhoi dan meRahmati kita Semua.. Menjadikan kita manusia yang Tangguh dan Kuat dalam menghadapi Rintangan kehidupan…Amiin…
Ayoo…. Bersemangatlah..


Sumber : dr.Andhyka P Sedyawan

Popular Posts

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites