This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 12 Desember 2010

3 Hal Yang Tak Boleh Hilang


Assalaamu’alaikum… Salam Amazing,

Hai, para sahabat Amazing, gimana kabar anda hingga saat mendekati akhir-akhir pekan ini? Semoga saja Anda telah melewati hari-hari penuh bermakna ya.., dan mendapatkan pelajaran yang luarbiasa untuk kedepan yang tentunya dengan harapan jauh lebih baik dan terus membaik, Amiin?!!

Kali ini, saya sedikit menyambung artikel kemarin nih, kalo kemarin kita membahas 3 hal dalam hidup yang tak pernah kembali, kali ini saya akan membeberkan 3 hal lagi. Semoga bermanfaat dan semoga menjadi pembelajaran yang baik bagi kehidupan amazing kita. Sepakaaat?
Kalo gitu mari kita lanjutkan,

3 hal dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan

Jika kita tidak memiliki uang, dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.

Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka pergunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang yang jujur adalah orang-orang yang terhormat.

Jika kita telah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal-hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya kita^^

Sahabatku yang Luarbiasa Hidupnya,
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.
Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan^^
BE AMAZING, B’CAUSE U ARE AMAZING..! SEMANGAAAT….

Kamis, 09 Desember 2010

No Gain without Pain


Assalaamu’alaikum…

Tidak ada Rahasia untuk mendapatkan kesuksesan. Kesuksesan hanya hasil dari persiapan, kerja keras, dan pembelajaran dari setiap kegagalan.

Haloo sahabat, apakah Anda setuju dengan pendapat di atas? Bagaimana Anda mengartikan sebuah kesuksesan? Tentunya banyak sekali definisi tentang arti sukses dalam benak kita. Yah.. apapun itu, hampir sebagian dari kita bahkan keseluruhan makluk dijagat raya ini sangat menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Begitu juga dengan Anda,kan?

Harga kesuksesan ditentukan tiga faktor utama yakni, keberanian bermimpi, merencanakan apa yang kita impikan, serta kesungguhan dan kegigihan dalam bertindak (ACTION).

Namun dalam pilihan ACTION, terkadang jalan yang kita lewati tak semulus jalan tol. Kerap ada hambatan, rintangan, dari yang sekecil kerikil sampai (mungkin) sebesar batu karang. Tapi apakah hanya karena itu kita akan berhenti dan menyerah untuk tak lagi bertindak (ACTION?)

“No gain without pain.” Tak ada sukses tanpa perjuangan. Sukses tak akan turun dari langit begitu saja. Namun sukses merupakan hasil dari proses panjang yang berbuah manis pada akhirnya.

Saat rintangan itu datang, di sanalah komitmen dan keteguhan anda diuji. Memilih untuk STOP dan NO ACTION, atau memilih melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita anda.

Ya, anda diukur bukan dari berapa kali terjatuh, namun berapa kali anda bangun dan bangkit kembali. Dalam hidup, rintangan dan masalah pastilah selalu ada. Tapi itu akan menempa anda menjadi orang yang kuat dan memang pantas untuk mendapatkan apa yang memang ingin anda capai.
Dan bila kita yakin dengan tujuan dan jalan yang kita tempuh, tinggal ketekunan yang berbicara. Ketekunan untuk bertahan dan terus ACTION.

Mungkin saja kita mudah terpesona dengan kisah sukses seseorang. Namun tak banyak orang yang (mau) tahu bagaimana dia mencapainya. Bagaimana dia melewati lika-liku kesulitan di awalnya. Bagaimana dia bertahan dan mengatasi segala kesulitan yang menerpa. Bahkan sampai penuh peluh dan ‘berdarah-darah’. Saya jadi ingat kisah inspiratif tentang anak raja dan sang jendral di sini.

Bayangan kenyamanan karena kesuksesan memang mudah membuat terlena. Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan untuknya.

Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah, dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak.
Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat. Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan, maka seperti itu juga watak asli kita sendiri.

Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri.
Seperti kata John D.Rokcefeller,” Rahasia kesuksesan adalah melakukan hal yang biasa dengan cara yang Luarbiasa.
So, Dari pada kita memaki kegelapan, lebih baik segera mengambil Tindakan dan menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan.
Tetap Semangaat ya…!!!!

Senin, 29 November 2010

Berbesar hatilah,,,,


Assalaamu’alaikum…!

Alhamdulillah.. Hari ini kita jumpa lagi diSenin yang penuh Semangat ini. bagi yang belum Semangat, masih ngoyo, Letoy. Semoga Mulai hari ini Anda Bisa untuk Segera Memutuskan Menjadi Apa yang Anda inginkan dan terus berusaha sembari istiQomah menjalankan ibadah. Dengan penuh harap Semoga selalu mendapati hari-hari yang Indah akan segala perubahan yang lebih hebat dan lebih Luar biasa. Amiin…!!??

Lagi-lagi Saya menemukan Cerita menarik ini dari seorang sahabat Amazing, Semoga menjadi Inspirasi yang baik. jadi, mari kita lanjut dengan ceritanya langsung,

Sepasang Suami istri Akhirnya melahirkan Seorang anak setelah 11 tahun pernikahannya. Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka yang sudah lama di idam-idamkan. Namun pada suatu pagi, diSaat anak tersebut berumur dua tahun, ketika hendak kekantor si ayah yang sedang buru-buru melihat sebotol obat yg dalam keadaan terbuka penutupnya.

Karena sudah terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Namun, karena kesibukannya di dapur sang istri sama sekali menyadari dan melupakan hal tersebut.

Sedang asyik-asyik nya bermain, sang Anak melihat botol obat yang dalam keadaan terbuka tadi dan dengan riang memainkannya. Apalagi dengan warna yang menarik, tanpa sadar si anak memakan semua obat hingga habis. dengan obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun hanya boleh memakannya dalam dosis kecil saja. Tentu saja sangat membahayakan nyawa sang anak.

Teriakkan pun memecah di setiap sudut rumah saat melihat anaknya kejang-kejang tak sadarkan diri. Sang istri yang sudah panik segera membawa si anak ke rumah sakit.

Tapi apa daya.. nyawa si anak tidak tertolong lagi. Dia menghembuskan nafas terakhirnya sebelum sampai dirumah sakit. Sekarang setelah menerima kenyataan seperti ini, Ia juga akan dihadapkan dengan rasa penyesalan dan rasa bersalah yang teramat dalam karena tidak langsung mengerjakan permintaan suaminya tadi. Dia tak bisa membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya nanti.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia menatap dalam-dalam pada istrinya yang terus saja menangis dan menyesali semua yang terjadi, tiba-tiba dengan tatapan yang teduh sang suami hanya mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?



Scroll down to read....


JAWABAN :

Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.

Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah dukungan dari sang suami dan itulah yang ia dapatkan sekarang. Kita semua juga tahu, memang tidak mudah untuk menjadi manusia yang berbesar hati ketika menhadapi musibah seperti ini. Namun, Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini.

"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Sahabat, Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

TerKadang kita selalu membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan orang lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan orang yg kita kenal. hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam setiap hubungan.

Mulai sekarang ambil penuh kendali atas hidup anda. biasakan untuk selalu intropeksi, kuasai diri Anda dan kendalikanlah menuju tempat yang jauh lebih baik, dan semakin baik setiap harinya. Semangattt!!

Minggu, 21 November 2010

Sang Pemenang


Assalaamu’alaikum…

Untuk mengawali Artikel kita kali ini, saya mengajak kepada Sahabat semua, untuk memberi Affirmasi positive pada diri Anda yang luar biasa ini.
Mari katakan dengan sepenuh hati bahwa:
“Ya..Allah, Terima kasih atas segala keistimewaan pada diriku",
“saya bersyukur atas semua yang Allah berikan kepada saya"
“Saya mellihat diri saya penuh berkelimpahan dan kemamuran",
“Saya telah memutuskan untuk menjadi manusia yang bersyukur, Beriman, Penuh Semangat dan bermental positif",
“dan saya Yakin Allah selalu membantu saya mewujud impian saya".
“Karena Saya bisa melakukan apapun yang saya inginkan. YAA SAYA PASTI BISAA.. Semoga Allah meridhoi.. Amiin.. SEMANGAAAT..

Haloo.. Sahabat, gimana Perasaaan anda ketika mengucapkan affirmasi diatas? Woww… Amazing, Right? Ingat, hal ini sangat berbahaya buat kehidupan Anda, karena saya tidak bertanggung jawab atas efek yang terjadi setelah melakukan kebiasaan mengAffirmasi diri ini. mau nanti Anda jadi Kaya, Jadi Hebat, Jadi Percaya diri, Jadi Sukses Luar biasa dunia dan akhirat, Silahkan Tanggung sendiri. Okey..

Sebuah penelitian yang telah dilakukan pada pengaruh kata-kata dan imajinasi dan bayangan ternyata sangat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi tubuh dan bahkan telah menunjukan bukti-bukti yang menanggumkan tentang kekuatan kata afirmasi tersebut, begitu kuatnya pengaruh kata-kata terhadap fungsi-fungsi tubuh yang diterima melalui peralatan biofeedback. kata-kata positif dan afirmasi dapat menaikkan dan menurunkan suhu badan, dan mengeluarkan hormon, dapat mengendorkan otot dan mengencangkan saraf.

Ternyata, Nampak jelas bahwa kita perlu mengendalikan bahasa yang kita gunakan pada diri sendiri. Itulah sebabnya mengapa orang-orang sukses jarang “merendahkan diri dan bersikap Pesimis” dalam perbuatan dan perkataan mereka. Sedangkan para pecundang malah terjebak keddalam perangkap dan mengatakan: “Saya tidak dapat”.. “Saya dalam keadaan terjepit”.. “Seandainya saja”.. “Ya,Tetapi”.. (huh… buang jauh-jauh cara seperti ini)

NAMUN… Para Pemenang selalu Terbiasa menggunakan Respon-respon dan perkataan yang konstruktif setiap harinya, seperti: “Saya Bisa”.. “Saya Merasa Baik”.. “Saya Luar biasa”.. “Saya Terlahir Kaya”.. “Saya Mampu meraih Apa yang saya inginkan”.. (ahaa… ini baru AMAZING)

Mungkin, kunci terpenting untuk meningkatkan motivasi diri secara permanen adalah melatih percakapan-percakapan positif. Disetiap momen-momen tertentu kita harus menyuburkan pemikiran-pemikiran Positif bawah sadar kita terhadap diri sendiri dan prestasi kita. Dan menyesuaikan standar-standar yang baru dan lebih tinggi.

Sahabatku yang Luar biasa, Mari Tersenyumlah, mulai hari ini, terimalah diri
Anda sendiri sekarang juga meskipun sebagai seorang tidak sempurna, seorang yang selalu berubah dan tumbuh sebagai orang yang bermanfaat. Sadari bahwa Anda adalah seorang individu yang HEBAT, BERTUMBUH dan SUKSES.

Para Pemenang menempatkan dirinya di roda depan, benar-benar di tempat duduk pengemudi. Mereka mampu mengendalikan pemikiran-pemikirannya, rutinitas sehari-harinya, tujuan-tujuannya dan kehidupannya. Mereka menciptakan primbon dan ramalan bintangnya sendiri. Mereka menghabiskan waktu nya untuk MENANG..dan mengetahui bahwa mereka tidak punya waktu untuk KALAH…
Bagaimana dengan Anda? sudah siap untuk menjadi manusia yang bertumbuh? Mari bergerak… SEMANGAAAAT….

Kamis, 11 November 2010

Pohon Apel yg Tangguh..


Assalaamu’alaikum,

Di suatu masa dahulu ada sebatang pohon apel yang amat besar. Ada Seorang anak-anak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari.Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya dan sepertinya pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.

Waktu berlalu… anak lelaki itu pun tumbuh besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan waktu setiap hari bermain di sekitar pohon apel itu lagi. Namun demikian, pada suatu hari dia datang ke pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. “Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.” Aku bukan lagi anak-anak, aku tidak lagi gemar bermain dengan mu,” jawab remaja itu.” Aku mau penampilan yang lebih trendi. Tapi Aku tak punya uang untuk membeli barang-barang agar penampilanku lebih menarik,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, ” Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli barang-barang yang kamu inginkan.”

horee….! Remaja itu pun bergembira lalu memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Namun, Dia tidak kembali lagi. Pohon apel itu merasa sedih. Kemudian waktu terus berlalu… Suatu hari, remaja itu kembali lagi. Kini Dia semakin dewasa, bahkan jauh lebih gagah dan berwibawa. Pohon apel itu pun merasa gembira. “Marilah nak bermain- main di sekitarku,” ajak pohon apel itu. Sianak langsung menjawab ”Aku tak punya waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membuat rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Maukah kamu menolongku wahai pohon apel?” Tanya anak itu lagi.”

Pohon apel menjawab “Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah dari padanya.” Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong seluruh dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel yang sudah gundul itu . Lelaki itu sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.”Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yangsuka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Maukah kau menolongku lagi ?” kata lelaki itu.”

Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu. Tetapi kau boleh memotong batang utama pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat senang dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi. Sang Pohon apel hanya tersenyum haru melihat si lelaki mendapatkan apa yang ia inginkan.

Akhirnya pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimakan usia, datang kembali menuju pohon apel itu. “Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buah untuk dijual, dahanku dan ranting untuk kau buat rumah, batang utamaku untuk buat perahu. Aku hanya akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.

“Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tidak bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu kerana aku sudah terlalu tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku tidak belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu. “Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu. Mereka berdua menangis….

Sahabat, Saya menggambarkan pohon apel yang dimaksudkan adalah kedua ibu bapak kita. Mmmh.. Bagaimana pendapat Anda? ini hanya sebuah penggambaran, bagaimana Orangtua kita adalah penyokong hidup terhebat yang saya ketahui, terkadang seringkali Bila kita masih kecil, kita suka bermain dengan mereka, kita disayang, bahkan dimanja. Namun,Ketika kita beranjak remaja, segalanya terus berubah, kita masih perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. meninggalkan mereka demi sebuah masa depan dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, kasih sayang mereka seperti tiada habisnya, mereka akan melakukan apa pun untuk sebuah kebaikan kita. sebuah ketulusan Yang luar biasa.

Anda mungkin berfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini terhadap ibu-bapak mereka. Semoga kita selalu menjadi bagian dari Anak-anak dalam bakti dan kasih sayang yg tiada habisnya.
Karena bagaimanapun juga Mereka tetap menjadi seseorang yang luar biasa dengan cinta yang luar biasa. Mereka telah memberikan cintanya dengan tulus supaya Kita menjadi luar biasa. LOVE U MOM.. LOVE U DAD..

Minggu, 07 November 2010

SEJARAH TIMBANGAN DINAR-DIRHAM ISLAM DAN STANDAR ISLAMIC MINT NUSANTARA


Bismillahirrahmanirrahim.

Dari Abu Bakar Ibn Abi Maryam radhiyallah anhu, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam, bersabda: “Akan datang masanya ketika tidak ada yang tertinggal yang bisa dimanfaatkan kecuali dinar dan dirham.” (HR. Ahmad bin Hanbal).

Mengenai uang sebagai alat transaksi perdagangan, Syekh besar al-Azhar Muhammad ‘Illisy (1300H) tetap berpegang teguh kepada aturan Allah dan RasulNya, dan beliau mengeluarkan Fatwa hukum Islam (Fikih) bahwa Zakat, tak dapat dibayarkan dengan uang kertas, jikapun hendak menggunakan uang kertas, maka selayaknya nilai uang kertas ditilik dari nilai bahan dasarnya, yaitu kertas, bukan dari angka-angka khayal yang tertulis padanya.

Sebelum manusia mengenal uang mereka sudah melakukan aktifitas jual beli dan tukar menukar barang dan jasa. Kemudian munculah mata uang (an-nuqud) dimana dengan berjalannya waktu manusia mengenal emas dan perak sebagai tolok ukur yang menilai barang dan jasa, emas dan perak memiliki nilai intrinsik maka keduanya menjadi alat tukar atau uang.

Orang-orang Arab sebelum islam terutama quraisy sudah berniaga dengan berbagai negara tetangga dan berbagai tempat, dan di antara mereka telah dikenal timbangan khusus antara rithl, uqiyah, nasy, nuwat, mistqal, dirham, daniq, qirath dan habbah. Mitsqal adalah timbangan dasar yang dikenal luas dikalangan mereka, 1 mitsqal sama dengan 22 qirath kurang 1 habbah, ukuran 10 dirham saat itu sama dengan 7 mitsqal

Kemudian ketika masa Islam datang Rasulullah salallahu alaihi wassalam menetapkan (dengan taqrir, penggunaan) dinar dan dirham tersebut sebagai mata uang. Rasululllah menetapkan timbangan mata uang dinar dan dirham yang telah berlangsung pada masa Quraisy. Dari Thawus dari Ibn Umar, Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda:

Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran maka takaran penduduk Madinah. (HR. Abu Daud dan Nasa’i)

Diriwayatkan oleh Baladzuriy dari Abdulllah bin Tsa’labah bin Sha’ir:

Dinar Hiraklius (Romawi) dan Dirham Persia biasa digunakan oleh penduduk Makkah pada masa Jahiliyah. Tetapi mereka tidak menggunakannya dalam jual beli, kecuali menjadikannya (timbangan) lantakan. Mereka sudah mengetahui timbangan mitsqal. Timbangannya adalah 22 qirath kurang (satu dirham) Kisra. Dan timbangan 10 dirham sama dengan 7 mitsqal. Satu rithl sama dengan 12 uqiyah, dan setiap uqiyah sama dengan 40 Dirham. Dan Rasulullah membiarkan hal itu. Begitu pula Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.

Saat itu kaum muslim telah menggunakan bentuk cetakan dan gambar dinar Hirakliy dan dirham Kisra pada masa Rasulullah salallahu alaihi wassalam, Khalifah Abu Bakar Shiddiq dan pada permulaan masa Khalifah Umar. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, beliau mencetak dirham yang baru berdasarkan dirham Sasanid dimana bentuk dan timbangannya mengacu kepada dirham Kisra, gambar dan tulisannya bermotif Bahlawiyah dengan ditambahkan tulisan huruf Arab kufi, dengan nama Allah dan dengan nama Allah Rabbku.

Sejarah Timbangan Dinar dan Dirham
Imam Abu Zayd Ibn Khaldun (d. 1406) Umar bin Khattab, radiya’llahu’anhu menetapkan hubungan tegas antara keduanya sesuai berat mereka yakni:
“(berat) 7 Dinar harus setara dengan (berat) 10 Dirham” Wahyu Allah menyebut Emas dan Perak serta mengaitkannya dengan berbagai hukum , misalnya zakat, perkawinan, hudud. Sehingga sesuai wahyu Allah, Emas dan Perak mesti nyata dan memiliki ukuran dan penilaian tertentu (untuk zakat atau dan lainnya) yang mendasari segala ketentuannya, bukan atas sesuatu yang tak berdasarkan shari’ah (kertas dan logam lainnya). Ketahuilah bahwa terdapat persetujuan umum (ijma) sejak permulaan Islam dan masa Sahabat serta tabi’in, bahwa dirham yang sesuai shari’ah adalah yang sepuluh kepingnya seberat 7 mitsqal (bobot dinar) emas. Berat 1 mistqal emas adalah 72 butir gandum, sehingga dirham yang bobotnya 7/10-nya setara dengan 50-2/5 butir. Ijma telah menetapkan dengan tegas seluruh ukuran ini.” (Al-Muqadimmah)

Pada masa Abdul Malik bin Marwan telah mencetak dinar Islam dengan timbangan sendiri, sementara dinar Byzantium timbangannya menggunakan satuan mitsqal. 1 mitsqal sama dengan 8 daniq dan satu daniq sama dengan 20 qirath, atau 22 qirath kurang 1 dirham Kisra. Satu mitsqal setara dengan 72 biji gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujung.

Rasulullah salallahu alaihi wassalam telah menetapkan timbangan ini bagi dinar, dan mengaitkannya dengan hukum-hukum zakat, diyat, nishab potong tangan dalam pencurian, sehingga menjadi timbangan yang sesuai syar’iy bagi dinar, dan dikemudian hari timbangan ini pula yang digunakan sebagai acuan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan ketika mencetak dinar islam, dan menjadikannya mitsqal.

Dirham memiliki timbangan yang bermacam-macam, saat itu saja dirham Persia saja memiliki tiga macam (timbangan) dirham: al-kibar (besar) dengan ukuran setara ukuran mitsqal atau 20 qirath, al wustha (pertengahan) dengan ukuran setiap 10 dirham sama dengan 6 mitsqal, yaiutu sama dengan 12 qirath dan ash-shigar (kecil) dengan ukuran setengah mitsqal.

Uang perak Sasanid yang dihitung ulang berdasarkan beratnya oleh Rasulullah, sallallahu alayhi wa sallam, yang disebabkan karena perselisihan antara Burairah RA dan Aisyah RA, pada awal hijriah di Madinah sebelum perang Badar, karena terdapat 3 macam dirham Sasanid yang berbeda berat dan ukuran, yaitu: dirham besar 20 qirath, dirham sedang 12 qirath, dirham kecil 10 qirath. Hitungannnya adalah: (20+12+10) : 3 = 14 qirath

Berat dirham menurut Rasulullah adalah 14 qirath atau 14/20 atau 7/10 mitsqal dari berat dinar. Pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab RA, di tahun 20 Hijriah dirham standar Rasulullah ini dicetak untuk pertama kalinya dengan motif Sasanid.

Imam al Baladzuriy meriwayatkan dari Hasan bin Shalih bahwa:

‘ Mata uang yang dibuat oleh orang Persia itu berbeda-beda, ada yang besar dan ada yang kecil. Dirham ukuran besar mereka tetapkan timbangan seberat 1 mitsqal yang sama dengan 20 qirath. Dirham kecil mereka tetapkan timbangannya seberat 12 qirath. Sedangkan dirham yang sedang mereka tetapkan timbangannya seberat 10 qirath atau setengah mitsqal.’

Dirham yang besar mereka sebut dirham baghliy atau as-suud al-wafiyah yang digunakan sebagai standar bagi dirham. Emas seberat 1 mitsqal yakni 8 daniq dan 1 daniq adalah sama dengan 2 ½ Qirath, jadi 1 mitsqal sama dengan 20 qirath. Timbangan ini telah diberlakukan sejak masa Sasanid dan di jaman Khulafa ar-Rasyidin.

Dirham ukuran sedang timbangan beratnya adalah 4.8 daniq adalah sama dengan 12 qirath. Dirham ukuran sedang ini disebut dirham al-jawaraqiyyah yang di ambil namanya dari daerah Jaurakan, tempat pencetakannya

Dirham ukuran kecil beratnya adalah ½ mitsqal dinamakan dirham ath-thibriyyah yang di ambilkan namanya dari daerah Thabaristan (wilayah Iran), tempat pencetakannya. Timbangannya adalah 4 daniq, yaitu sama dengan 10 qirath.

Setelah Islam datang maka ditetapkanlah kewajiban zakat atas perak, yaitu setiap 200 dirham zakatnya adalah 5 dirham. Dirham yang setiap 10 kepingnya berbeda-beda, dinilai seberat 7 mitsqal, sehingga dikenal dengan sebutan timbangan tujuh (waznuh as-sab’ah) yaitu timbangan untuk dirham ukuran sedang. Hal ini dilakukan setelah menyatukan timbangan qirath yang berlainan antara dirham besar, sedang dan kecil. Jumlah berat timbangan dari ke 3 macam dirham ini dibagi 3, sehingga berat rata-ratanya adalah 14 qirath, yaitu 6 daniq yang setara dengan berat 50 2/5 biji gandum ukuran sedang yang sudah dipotong kedua ujungnya, ukuran timbangan ini sama beratnya dengan 4200 biji khardal, inilah dirham syar’iy yang jadi standar untuk hukum zakat dan diyat.

Timbangan inilah yang dikenal dan dipandang sah pada masa Rasulullah salallahu alaihi wassalam lalu di masa Khalifah Umar al-Khattab ditetapkan kembali beratnya dengan daniq dan qirath, kemudian pada masa Abdul Malik bin Marwan timbangan itu pula yang dipakai untuk mencetak dirham islam setelah dirham Persia tidak berlaku lagi.

Kemudian hari ini dari hasil peneletian sejarah mengenai pengetahuan tentang timbangan-timbangan dinar emas, dirham perak dan ketentuan berbagai macam ukuran dapat dimungkinkan setelah ditemukannya mata uang kuno seperti dinar Byzantium, dirham Kisra, dinar dan dirham islam terutama yang dibuat pada masa Abdul Malik bin Marwan yang didasarkan kepada timbangan dinar dan dirham yang syar’iy.

Koin-koin kuno tersebut disimpan dan tersebar diberbagai museum kemudian dikaji berat timbangannya dan diteliti secara cermat dan akurat antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga diketahui bahwa dinar Islam yang dicetak Abdul Malik bin marwan adalah 4.25gram. Beratnya sama dengan solidos yaitu mata uang emas yang berlaku di Byzantium, sama dengan timbangan berat drachma Yunani, yang juga mengacu kepada timbangan Byzantium, solidos.

Timbangan Dinar dan Dirham Islam
Koin dinar dirham Islam yang telah dicetak hari ini oleh Islamic Mint Nusantara (IMN) dengan timbangan 1 Dinar = 4.25 gram, 22K (91.7) dan 1 Dirham = 2.975 gram bukanlah hal yang baru, melainkan sudah ada dalam sejarah timbangan kaum muslimin dan masa sebelum islam.

Timbangan 1 dinar beratnya adalah 1 mitsqal dan mitsqal adalah standar timbangan seluruh mata uang, maka dengan mengenal ini maka kita akan mengetahui dengan mudah timbangan berat dirham, daniq, qirath, habbah yang dibandingkan dengan mitsqal.

1 mitsqal = 4.25 gram setara dengan 8 daniq, maka timbangan 1 daniq emas dalam satuan gram adalah 4.25 gram berat 1 mitsqal dibagi dengan 8 daniq = 0.53125 gram, berat 1 daniq.

1 mitsqal = 20 qirath, maka berat 1 qirath dalam satuan gram adalah 4.25 gram berat 1 mitsqal dibagi dengan 20 qirath = 0.2125 gram, berat 1 qirath.

1 mitsqal sama beratnya dengan timbangan 72 biji gandum, maka timbangan 1 biji gandum dalam satuan gram adalah 4.25 berat 1 mitsqal dibagi berat 72 biji gandum = 0.059 gram, berat emas sebesar biji gandum, yang sama dengan berat 83.3 biji khardal.

1 dirham sama dengan 7/10 mitsqal, dan tiap 10 dirham sama dengan 7 mitsqal, maka berat timbangan 1 dirham dalam satuan gram adalah 4.25 gram berat 1 mitsqal x7/10 = 2.975 gram, berat 1 dirham.

10 dirham yang timbangan beratnya 7 mitsqal, timbangan berat 10 dirham dalam satuan gram adalah 10 dirham x 2.975 gram berat 1 dirham = 29.75gram, berat timbangan 10 dirham

atau 7 mitsqal sama dengan 10 dirham, maka timbangan berat 7 mitsqal dalam satuan gram adalah 7 mitsqal x 4.25 gram berat 1 mitsqal = 29.75 gram, timbangan 7 mitsqal.

Berat 1 dirham sama dengan 6 daniq , maka berat 1 daniq perak dalam satuan gram adalah 2.975 gram berat 1 dirham dibagi dengan 6 daniq = 0.4958 gram, berat 1 daniq perak. (*daniq telah dicetak pertamakali secara akurat oleh Islamic Mint Nusantara)

1 uqiyah yang digunakan untuk menimbang dirham itu sama dengan 40 dirham, maka timbangan perak uqiyah dalam satuan gram adalah 2.975 gram berat 1 dirham x 40 dirham berat 1 uqiyah = 199gram, berat 1 uqiyah perak

Timbangan-timbangan ini adalah di masa sebelum islam, dan Islam mengakui semua jenis mata uang tersebut, dan mengakuinya penggunaannya sebagai alat tukar (pembayaran) yang berlaku dan beredar di tengah tengah masyarakat, sekaligus dijadikan sebagai standar bagi nilai barang dan jasa, semua ini adalah merujuk kepada timbangan penduduk Makkah.

Sebagaimana dalam sebuah riwat disampaikan Rasulullah salallahi alaihi wassalam: ‘Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah’ (HR. Abu Daud dan Nasa’i)

Jadi dari penjelasan sejarah di atas kita dapat mengambil pelajaran mengenai awal mulanya timbangan dinar dirham Islam itu berasal dan apa kaitannya dengan hari ini, lebih jauh kita jadi bisa mengerti sekarang bahwa standar dinar dirham islam bukanlah kepemilikan atau klaim dari seseorang, kelompok atau organisasi tertentu. Dengan menyadari hal ini, maka marilah kita berlomba-lomba dalam amal kebaikan dalam persaudaraan Islam. Saat ini dinar dirham dan daniq di Indonesia yang di cetak langsung secara mandiri adalah dari Islamic Mint Nusantara, artinya diawasi langsung oleh seorang amir bukan dikerjakan oleh pihak ketiga, ini lebih dekat dengan contoh amal yang sudah dikenal. Sedangkan keterkaitan dinar dirham dengan otoritas, pengertiannya otoritas yang dimaksud di sini adalah Kesultanan yang ada di Indonesia (Nusantara) dan ini sudah dikenal luas. Hasbunaallah wanimal wakil.

Rabu, 03 November 2010

Perjuangan Sang Keledai


Assalaamu’alaikum Wr.Wb..

Sebentar-Sebentar!! Sebelum melanjutkan Artikel kali ini, mari tundukkan kepala Segenap sembari menDoakan Saudara-saudara kita yang lagi dilanda musibah. Baik itu bencana gempa dan tsunami yang terjadi di kepulauan mentawai, dan juga bencana meletusnya gunung merapi di jogya. Semoga Allah memberi kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Serta mendapatkan hikmah yang luar biasa dan Semoga hal ini dapat mempersatukan tali persahabatn dan menjadikan Negara kita semakin kompak bahu membahu berkerja sama untuk Indonesia yang Damai Adil dan Makmur. Amiin.

Sahabat, saudaraku yang LuarBiasa, tak dapat lagi dipungkiri, hingga saat ini ada saja masalah yang melanda negri kita tercinta ini, baik itu dari instansi pemerintahan, maupun rakyatnya sendiri. Terkait dengan kejadian-kejadian yang terjadi belakang ini, tentunya akan menambah daftar permasalahan hidup yang harus ditanggung dan di hadapi. Beruntung Bagi yang tetap Optimis menghadapi semua ini. dan harapan pun tetap terpatri di dalam hati (ohww) untuk kita selalu melakukan yang terbaik, terhebat, dan pastinya terAmazing.

Namun, bagaimana dengan Anda? jika tanpa sadar masalah telah menjadi peliharaan, menjadi hantu yang selalu mengikuti dan merajai kehidupan Anda? Ohhh tidaaak….! Ini tidak bisa dibiarkan. Mari bertindak..!
Sahabat, menyambung cerita tadi, ada cerita menarik lagi nih, pastinya sangat menginspirasi, yuk kita lanjut dengan ceritanya,

Suatu hari seeekor keledai miliki seorang petani tiba-tiba jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani. sang pemiliknya, kebingungan dan terus memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Setelah berpikir lama Akhirnya, petani pun berkata,” ah.. hewan ini sudah sangat tua, lagi pula sumur ini juga perlu di timbun karena berbahaya bagi orang lain. Jadi tidak berguna menolong sikeledai”. Lalu Ia mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa sekop dan memulai menyekop tanah ke dalam sumur .

Ketika sikeledai menyadari apa yang sedang teradi, ia meronta-ronta tetapi kemudian ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah di tuangkan ke dalam sumur, sipetani terkejut tatkala melihat kedalam sumur. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu apa yang dilakukan sikedelai? Si keledai pintar menaiki tanah itu.

Lau Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, dan si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.

Sahabaaatku,
Kehidupan terus saja menuangkan segala macam tanah dan kotoran di kepala kita. cara untuk keluar dari "sumur"(kesedihan dan masalah) adalah dengan mengguncangkan tanah dan kotoran dari kita(pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah- kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah ke batu berikutnya. kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.
Yaa, Pastikan Anda berpijak pada prinsip yang akan menopang Anda, entah berapa banyak kesulitan dan masalah yang Anda pasti hadapi di perjalanan Anda mencari kesuksesan. SEMANGAAT..

Rabu, 27 Oktober 2010

Pelajaran indah dari Perjalanan Arus Air


Assalaamu’alaikum….

I Love this Day, Salam Amazing..salam sejahtera untuk Anda semua. Bila pikiran Anda masih berkecamuk oleh hadirnya kembali segala rutinitas, Please… jangan biarkan ia mempengaruhi hari-hari Anda menjadi lebih buruk lagi. Sebab kita tidak tahu hal Apa yang akan terjadi setelah ini. Alhamdulillah jika kehidupan membawa anda pada titik yang membahagiakan. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Apakah kita sudah siap sedia menghadapi seraya menghadang hal-hal buruk yang akan terjadi? Mmh.. Insyaallah saya Siap dan Bisa mengatasinya! bagaimana dengan Anda, sahabat? Ssst… saya sudah tau jawaban Anda. hehe..

Ada cerita menarik untuk anda, untuk Anda yang selalu Special di hati saya. Semoga menjadi motivasi yang baik untuk kehidupan Amazing kita, jadi begini kisahnya,

Sekumpulan kecil arus air turun dari ketinggian gunung, jauuh di atas sana lalu melalui sejumlah desa dan hutan, hingga ia mencapai padang pasir. Arus kecil itu lalu berpikir, "Aku telah melewati begitu banyak rintangan. Tentunya tidak ada masalah buat aku melintasi padang pasir ini!" Namun ketika ia memutuskan untuk memulai perjalanannya, ia menemukan dirinya menghilang secara perlahan-lahan ke dalam padang pasir. Setelah mencoba berkali-kali, ia masih tetap menemukan dirinya yang menghilang dan hilang terabawa hamparan padang pasir, hal ini membuatnya merasa sangat sedih. "Mungkin ini nasibku! Aku tidak memiliki nasib untuk mencapai lautan luas seperti dalam legenda," ia menggerutu dan mengutuk dirinya.

seketika, terdengar suara yang dalam dan jauh, "hei.. Jika awan dapat melewati padang pasir, tentunya sungai juga bisa."

Aku mendengar seperti suara padang pasir, sahutnya”. aku Tidak begitu yakin, arus kecil berteriak, "Itu karena awan dapat terbang, tapi aku tidak bisaa."

"Itu karena kamu hanya melekat pada dirimu. Jika kamu benar-benar hendak melepaskannya, dan biarkan dirimu menguap, ianya akan menyeberang, dan kamu akan mencapai tujuanmu," kata padang pasir dengan suara yang dalam.

Arus kecil tidak pernah mendengar hal seperti ini. "apakah aku harus Melepaskan diriku sekarang dan menghilang ke dalam bentuk awan? Tidak! Tidaak!" Ia tidak dapat menerima gagasan demikian. Lagipula, ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya. Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada bentuk yang ia miliki sekarang?

"Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?" tanya arus kecil.

Hey arus kecil.."Awan dapat membawa dirinya menyeberangi padang pasir dan melepaskannya sebagai hujan di tempat yang tepat. Hujan akan membentuk sungai lagi untuk meneruskan perjalanannya," demikian jawaban dari padang pasir dengan sabar.

"Akankah aku masih seperti diriku sekarang?" tanya arus kecil.

"Ya, dan tidak. Apakah kamu sebagai sungai atau uap yang tak kasat mata, hakekat diri kamu tidak akan pernah berubah. Kamu melekat pada kenyataan bahwa kamu adalah sungai karena kamu tidak mengetahui hakekat diri kamu," jawab padang pasir.

Jauh di dalam sanubarinya, arus kecil pun tersadar, tersadar bahwa sebelum ia menjadi sungai, kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya hingga ke atas gunung itu, di mana ia berubah menjadi hujan dan akan jatuh ke tanah lagi dan menjadi dirinya seprti sekarang ini. dan Akhirnya arus kecil mengumpulkan keberaniannya dan berlari ke dalam rangkulan awan yang membawanya ke perjalanan hidup berikutnya.

Sahabat, Perjalanan hidup kita seperti halnya pengalaman dari arus kecil tadi. Jika Anda ingin melewati rintangan dalam hidup Anda guna mencapai tujuan dari Kebenaran, Kebajikan dan keindahan, Anda juga harus memiliki kebijaksanaan dan keberanian untuk melepaskan sifat ke-aku-an (kelekatan pada diri Anda).

Mungkin Anda dapat menanyakan pertanyaan ini pada diri Anda :"Apakah hakekat diriku? Melekat pada apakah diriku ini? dan Sebenarnya apa yang benar-benar aku inginkan? "

Ayoo Sahabat, jadilah Penyebab baik bagi Sebab Baik Kehidupan Amazing Anda…! SEMANGAAAT…

Kamis, 21 Oktober 2010

Umat Islam Hari Ini



Tidak dapat dipungkiri bahwa era sekarang adalah Era Amerika Serikat (al-Ashr al-Amriki). Seluruh dunia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap AS, Israel dan sekutunya. AS dan Eropa yang beragama Nashrani dan Israel yang Yahudi sangat kuat mencengkeram dunia Islam. Bahkan sebagiannya dibawah kendali langsung mereka seperti Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Irak dan lain-lain. Realitas yang buruk ini telah diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya: Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:” Kamu pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan mengikutinya”. Sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan Nashrani”. Rasul saw menjawab, ”Siapa lagi!” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Beginilah nasib dunia Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam dan dunia Islam.

Dari segi kehidupan sosial, sebagian besar umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dan lain-lain. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu media massa khususnya televisi.

Dalam kehidupan ekonomi, sistem bunga atau riba mendominasi persendian ekonomi dunia dimana dunia Islam secara terpaksa atau sukarela harus mengikutinya. Riba’ yang sangat zhalim dan merusak telah begitu kuat mewarnai ekonomi dunia, termasuk dunia Islam. Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, WTO dll mendikte semua laju perekonomian di dunia Islam. Akibatnya krisis ekonomi dan keuangan disebabkan hutang dan korupsi menimpa sebagian besar dunia Islam.

Begitu juga pengekoran umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani terjadi dalam kehidupan politik. Politik dibangun atas dasar nilai-nilai sekuler, mencampakkan agama dan moral dalam dunia politik, bahkan siapa yang membawa agama dalam politik dianggap mempolitisasi agama. Begitu buruknya kehidupan politik umat Islam, sampai departemen yang mestinya mencerminkan nilai-nilai Islam, yaitu departemen agama, menjadi departemen yang paling buruk dan sarang korupsi.

WAHN
Buruknya realitas sosial politik umat Islam di akhir zaman disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw., beliau bersabda: Dari Tsauban berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul saw. menjawab, ”Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat, ”Wahai Rasulullah saw., apa itu Wahn?” Rasul saw. berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)

Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri muslim banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu, bahwa agen AS dan Israel itu adalah para penguasa negeri muslim sendiri atau kelompok yang dekat dengan penguasa.

Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa. Demikianlah para penguasa dunia Islam diam, pada saat AS membantai rakyat muslim Irak, dan Israel membantai rakyat muslim Palestina.

Mengikuti Yahudi dan Nashrani

Kecenderungan yang kuat terhadap dunia atau wahn, menyebabkan umat Islam mengekor dan tunduk patuh kepada dunia barat yang notabenenya dikuasi Yahudi dan Nashrani. Dan ketika umat Islam mengikuti Yahudi dan Nashrani, maka banyak sekali kemiripan dengan meraka. Beberapa kemiripian dan sikap mengekor yang dilakukan umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani, di antaranya:

I. PenYikapan terhadap Agama (Sekuler)

Kaum Yahudi dan Nashrani bersikap sekuler dalam kehidupan. Mereka mencampakkan agama dari kehidupan sosial politik. Dalam memandang sesuatu, Kaum Yahudi dan Nashrani tidak berdasarkan agama mereka. Ruang lingkup agama dipersempit hanya di tempat-tempat ibadah saja. Sedangkan kehidupan sosial politik jauh dari nilai-nilai agama. Karena mereka meyakini bahwa agama sudah tidak berfungsi lagi untuk memberikan solusi kehidupan.

Gerakan sekuler tumbuh dan berkembang di dunia barat, dan berkembang ke seluruh penjuru dunia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke dunia Islam. Maka berkembanglah sekulerisme di dunia Islam. Kehidupan sosial politik di negara-negara Islam jauh dari nilai-nilai ke-Islaman dan sekulerisme begitu sangat kuatnya di dunia Islam.

Sedangkan di Indonesia, sekulerisme sangat mudah dibaca dan sangat transparan. Jika kita melihat partai-partai politik, maka mayoritasnya partai sekuler, sampai partai yang basis masanya ormas Islam sekalipun, masih sangat kental dengan nilai-nilai sekulernya. Sekulerisme begitu sangat dalam masuk dalam sendi-sendi kehidupan sosial politik di Indonesia. Simbol-simbol pemerintahan, pakaian masyarakat, bahasa yang digunakan dll sarat dari nilai-nilai sekulerisme. Sementara dakwah Islam, masih sangat sedikit yang mengajak pada kesempurnaan Islam dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Dakwah yang dominan di Indonesia adalah dakwah tasawuf yang mengajak pada dzikir yang sektoral, pembinaan dan manajemen hati yang sektoral dan sejenisnya.

II. PenYikapan terhadap Al-Qur’an

Pensikapan sebagian umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagaimana Yahudi dan Nashrani mensikapi Taurat dan Injil. Kemiripan sikap ini pula menimbulkan fenomena dan dampak yang agak sama yang menimpa antara umat Islam dengan mereka. Beberapa kemiripan tersebut seperti disebutkan dalam informasi Al-Qur’an dan Hadits sbb:

1. Umiyah (Buta Huruf tentang Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (Al-Baqarah 78)

Sifat yang menimpa bangsa Yahudi terkait dengan kitab Tauratnya juga menimpa umat Islam terkait dengan Al-Qur’an, dimana mayoritas umat Islam buta huruf tentang Al-Qur’an, dalam arti tidak pandai membacanya apalagi memahaminya dengan baik.

2. Juz’iyah Al-Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani Al-Qur’an)

Allah berfirman, “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah 85)

Ayat yang menyebutkan sikap Bani Israil terhadap Taurat ini juga menimpa umat Islam dimana banyak diantara mereka yang beriman pada sebagian ayat Al-Qur’an dan ingkar pada sebagian ayat yang lain. Umat Islam banyak yang beriman pada ayat yang mengajarkan shalat, puasa dan haji, tetapi mereka juga mengingkari ayat atau ajaran lain seperti tidak mengimani pengharaman riba’, tidak beriman pada ayat-ayat yang terkait hukum pidana (qishash dan hudud) dan hukum-hukum lain yang terkait dengan masalah politik dan pemerintahan.

3. Ittiba Manhaj Al-Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

(QS Al-Maa-idah 49-50)

Inilah musibah terbesar yang menimpa umat Islam di hampir seluruh dunia Islam pada akhir zaman, mereka mengikuti hukum sekuler buatan manusia. Bahkan di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, mereka tidak berdaya bahkan menolak terhadap pemberlakuan hukum Islam. Kondisi ini akan tetap berlangsung sehingga mereka merubah dirinya sendiri, berda’wah dan membebaskan dari semua pengaruh asing yang menimpa umat Islam.

4. Tidak Memahami Kedudukan Al-Qur’an

“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Israa’:� 9)

Umat Islam tidak mengetahui dan tidak mendudukkan Al-Qur’an sesuai fungsinya. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai hidayah untuk manusia yang hidup tetapi banyak diselewengkan, Sebagian umat Islam hanya menggunakan Al-Qur’an terbatas sebagai bacaan untuk orang meninggal dan dibaca saat ada orang yang meninggal. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup hanya ramai di musabaqahkan. Sebagaian yang lain hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai kaligrafi yang menjadi hiasan dinding di masjid-masjid atau di tempat lainnya. Sebagian yang lain menjadikan Al-Qur’an sebagai jimat, yang lain hanya menjadi pajangan pelengkap perpustakaan yang jarang dibaca atau bahkan tidak pernah dibaca.

5. Hajr Al-Qur’an (Meninggalkan Al-Qur’an)

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan”.

Meninggalkan Al-Qur’an adalah salah satu masalah besar yang menimpa umat Islam. Umat Islam banyak yang meninggalkan Al-Qur’an, dalam arti tidak memahami, tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak membaca, tidak mengamalkan dan tidak menjadikan pedoman hidup dalam kehidupan mereka. Umat Islam lebih asyik dengan televisi, koran, majalah, lagu-lagu, musik dan lainnya. Jauhnya umat Islam menyebabkan hinanya mereka dalam kehidupan dunia. Salah satu rahasia kejayaan umat Islam apabila mereka komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman hidup.

III. PenYikapan terhadap Ahli Agama (Kultus)

Allah Taala berfirman, ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)

Inilah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap ahli agama mereka. Dan ternyata banyak dari umat Islam yang mengkultuskan ulama dan kyai dan menempatkan mereka pada posisi Tuhan yang suci dan tidak pernah salah.

Terkait dengan surat At-Taubah 31, diriwayatkan dalam beberapa hadits diantaranya oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan At-Tabrani bahwa Adi bin Hatim yang baru masuk Islam datang kepada Rasulullah saw. yang masih memakai kalung salib dan Rasulullah saw. memerintahkan untuk melepaskannya. Kemudian Rasul saw. membacakan ayat tadi. Adi menyanggahnya, ”Wahai Rasulullah kami tidak menyembahnya”. Tetapi Rasulullah saw menjawabnya, ”Bukankah mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah?” Betul”, kata Adi. Rasul saw. meneruskan, ”Itulah ibadah mereka”.

Demikianlah pendapat mayoritas ulama jika sudah menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan mentaatinya maka itulah bentuk penyembahan terhadap ahli agama. Dan ini pula yang banyak menimpa umat Islam, mereka mentaati secar buta apa yang dikatakan ulama atau kyai padahal bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.

IV. PenYikapan terhadap Dunia (Rakus)

Penyakit utama Yahudi adalah sangat rakus terhadap dunia, baik harta, kekuasaan maupun wanita sebagaimana direkam dalam Al-Qur’an, Allah Taala berfirman, “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (Al-Baqarah 96)

Penyakit ini pula yang menimpa sebagian besar umat Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits wahn. Perlombaan sebagian umat Islam terhadap dunia telah membuat mereka buta dan tuli sehingga menghalalkan segala cara. Inilah fenomena yang terjadi di Indonesia dan sebagian negeri muslim lainnya. Mayoritas penduduknya muslim tetapi menjadi negera terkorup di dunia, paling banyak hutangnya, paling jorok, paling rusak dll. Sungguh sangat jauh antara Islam dan realitas umat Islam.

Di antara dorongan dunia yang paling kuat daya tariknya adalah syahwat wanita. Dan inilah yang sedang menimpa kita. Fenomena seks bebas, pornografi merupakan santapan harian bagi sebagian umat Islam. Dan realitas ini sangat cerdas dimanfaatkan oleh broker seks bebas. Manusia yang sedang rakus dan lahap terhadap syahwat mendapatkan makanan dan pemandangan yang sangat cocok bagi mereka. Lebih ironis lagi orang-orang yang rusak itu dianggap paling berjasa oleh sebagian kyai dan ulama, karena dapat menghibur manusia Indonesia yang lagi stress. Memang manusia Indonesia sedang terkena penyakit dan penyakit itu adalah penyakit hati dan syahwat. Dan mereka memuaskan rasa sakit itu, sebagaimana narkoba memuaskan orang yang sedang kecanduan narkoba itu.

Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Said Al-Khudri ra. Nabi saw. bersabda:” Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian, maka Allah akan melihat bagaimana kamu memperlakukan dunia. Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR Muslim)

V. PenYikapan terhadap Akhirat (Meremehkan)

Allah SWT. berfirman: Artinya: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah 80-81).

Inilah sikap mereka yaitu Yahudi terhadap akhirat, lebih khusus lagi terhadap neraka. Mereka meremehkan siksa api neraka. Dan ternyata penyakit ini juga banyak menimpa umat Islam. Sebagian umat Islam yang meremehkan siksa api neraka membuat mereka melalaikan kewajiban Islam, seperti menegakkan shalat, zakat, puasa, haji, menutup aurat dll. Pada saat yang sama mereka juga tidak takut berbuat dosa. Inilah fenomena potret umat Islam.

Umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban narkoba. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.

Dan ketikan umat Islam terus mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani dan mengekor pada kepentingan mereka, maka akan berakibat sangat buruk yaitu murtad dan jatuh pada jurang kekafiran. Naudzubillahi min dzaalik. Semoga kita diselamatkan dari bahaya tersebut sebagaimana yang Allah ingatkan kepada kita semua: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (Ali Imran: 100)

Selasa, 19 Oktober 2010

Tanda-tanda ilmu yang bermanfaat


Ilmu yang ber­man­faat dapat diketahui dengan melihat kepada pemilik ilmu ter­sebut. Di antara tanda-tandanya adalah:

[1]. Orang yang ber­man­faat ilmunya tidak peduli ter­hadap keadaan dan kedudukan dirinya serta hati mereka mem­benci pujian dari manusia, tidak meng­ang­gap dirinya suci, dan tidak som­bong ter­hadap orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

Imam al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) rahimahullaah meng­atakan, “Orang yang faqih hanyalah orang yang zuhud ter­hadap dunia, sangat meng­harapkan kehidupan akhirat, meng­etahui agamanya, dan rajin dalam ber­ibadah.” Dalam riwayat lain beliau ber­kata, “Ia tidak iri ter­hadap orang yang ber­ada di atas­nya, tidak som­bong ter­hadap orang yang ber­ada di bawah­nya, dan tidak meng­am­bil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan kepadanya.” [1]

[2]. Pemilik ilmu yang ber­man­faat, apabila ilmunya ber­tam­bah, ber­tam­bah pula sikap tawadhu’, rasa takut, kehinaan, dan ketun­dukan­nya di hadapan Allah Ta’ala.

[3]. Ilmu yang ber­man­faat meng­ajak pemilik­nya lari dari dunia. Yang paling besar adalah kedudukan, ketenaran, dan pujian. Men­jauhi hal itu dan bersungguh-sungguh dalam men­jauh­kan­nya, maka hal itu adalah tanda ilmu yang bermanfaat.

[4]. Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan tidak ber­bangga dengan­nya ter­hadap seorang pun. Ia tidak menis­batkan kebodohan kepada seorang pun, kecuali seseorang yang jelas-jelas menyalahi Sun­nah dan Ahlus Sun­nah. Ia marah kepadanya karena Allah Ta’ala semata, bukan karena pribadinya, tidak pula ber­mak­sud mening­gikan kedudukan dirinya sen­diri di atas seorang pun. [2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah mem­bagi ilmu yang ber­man­faat ini –yang merupakan tiang dan asas dari hik­mah– men­jadi tiga bagian. Beliau rahimahullaah ber­kata, “Ilmu yang ter­puji, yang ditun­jukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi, seba­gaimana disabdakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

“Sesung­guh­nya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan mereka tidak mewariskan dinar dan tidak pula dir­ham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa yang meng­am­bil­nya, maka ia telah meng­am­bil bagian yang banyak.” [3]

Ilmu Ini Ada Tiga Macam:

[1]. Ilmu ten­tang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat-Nya serta hal-hal yang ber­kaitan dengan­nya. Con­toh­nya adalah seba­gaimana Allah menurunkan surat al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan sebagainya.

[2]. Ilmu meng­enai berita dari Allah ten­tang hal-hal yang telah ter­jadi dan akan ter­jadi di masa datang serta yang sedang ter­jadi. Con­toh­nya adalah Allah menurunkan ayat-ayat ten­tang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka, dan sebagainya.

[3]. Ilmu meng­enai per­in­tah Allah yang ber­kaitan dengan hati dan perbuatan-perbuatan ang­gota tubuh, seperti ber­iman kepada Allah, ilmu pengetahuan ten­tang hati dan kon­disinya, serta per­kataan dan per­buatan ang­gota badan. Dan hal ini masuk di dalam­nya ilmu ten­tang dasar-dasar keimanan dan ten­tang kaidah-kaidah Islam dan masuk di dalam­nya ilmu yang mem­bahas ten­tang per­kataan dan perbuatan-perbuatan yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang mem­bahas ten­tang hukum amal per­buatan. Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu agama. [4]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah juga ber­kata, “Telah ber­kata Yahya bin ‘Ammar (wafat th. 422 H), ‘Ilmu itu ada lima:

(1). Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid

(2). Ilmu yang merupakan san­tapan agama, yaitu ilmu ten­tang mem­pelajari makna-makna Al-Qur-an dan hadits

(3). Ilmu yang merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah (malapetaka) datang kepada seorang hamba, ia mem­butuhkan orang yang mampu menyem­buh­kan­nya dari musibah itu, seba­gaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu

(4). Ilmu yang merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid’ah, dan

(5). Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang seper­tinya.’” [5]

[Disalin dari buku Menun­tut Ilmu Jalan Menuju Surga “Pan­duan Menun­tut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pener­bit Pus­taka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Per­tama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]
___________

Diambil dari website hang radio

Kamis, 14 Oktober 2010

Air tak memilih Tempat


Assalaamu’alaikum…

Langsung Keceritanya ya,,,,,

Seorang pemuda duduk di tepi sebuah danau. Air danau itu sangat bening, tenang tak ada riak. Namun wajah pemuda itu tampak termenung tak menikmati keindahan yang terhampar dihadapannya.
Pemuda itu baru saja pulang dari sebuah perjalanan merantau menempuh studinya di negeri seberang. Tetapi bukan keceriaan yang ada padanya melainkan kemurungan yang tiada tara.

Dari kejauhan seorang lelaki paruh baya perlahan mendekat ke arahnya. Lelaki itu ternyata ayah dari si pemuda.
“Ada apa anakku?", kenapa sejak kau pulang wajahmu selalu terlihat murung?, apakah gerangan yang mengganggu ketenangan jiwamu?”, si ayah bertanya.
“Entahlah ayah, telah jauh perjalanan yang ku tempuh, telah banyak uang ayah yang dikeluarkan untuk studiku, sekarang ku telah berhasil dalam studiku, tapi entah kenapa hatiku tidak merasa tenang, bathinku terasa gelisah tak tentu arah”, pemuda itu menjawab dengan gamang.
“Kenapa bisa jadi seperti itu?, ceritakanlah anakku…apakah yang tengah mengusik jiwamu dan tak membuat tenang batinmu itu…?, ujar si ayah

Pemuda itu menghela napasnya sejenak, kemudian berpaling kearah ayahnya.
“Ayah, kenapa ku merasa tak mampu menjalani kehidupan ini?, kenapa kadangkala persaingan yang ada cenderung menghalalkan segala cara?, kenapa begitu deras terpaan hidup yang ada?...rasanya aku tak mampu menjalani kehidupan ini jika berada jauh dari ayah dan bunda…terasa hampa jika ku berada sendirian di dunia yang luas ini…terlampau banyak hal yang tak kumengerti ayah…!”, urai si pemuda.

“Anakku kenapa kau harus takut? Cobalah kau lihat air danau yang terhampar dihadapanmu ini, belajar hiduplah seperti layaknya air”, jawab sang ayah dengan pandangan terarah pada danau yang ada di hadapan mereka.
Pemuda itu menatap ayahnya dengan pandangan tak mengerti.

“Apa maksudnya ayah?”, tanya pemuda itu mengungkapkan kebingungannya.
“Jadilah seperti air yang tenang anakku…karena dalam ketenangannya yang menghanyutkan, sungguh kedalamannya tak terduga, jangan kau menjadi air yang beriak pada kedangkalan yang terbaca”, ujar si ayah.
“Air, selalu menyesuaikan diri dengan tempat yang mewadahinya, selalu mengalir kearah dataran yang lebih rendah.

Ketika kesulitan menderamu berkacalah pada orang-orang tak lebih beruntung darimu, berlajarlah menyesuaikan diri dengan lingkunganmu”, lanjut si ayah lagi
“Iya, ayah benar, mungkin selama ini aku kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganku, seringkali ketika ada masalah yang menghampiri ku merasa duniaku kiamat ayah!”, tukas si pemuda
“Hmm…anakku, bisakah kau campurkan air dengan minyak?”, tanya si ayah tiba-tiba.
“Maksud ayah?”.
“Saat masalah menghampirimu jadilah orang yang bisa berbaur tapi tak lebur, tetap pada prinsip diri, saat tiba-tiba ada pohon tumbang atau bahkan bongkahan karang terjal menghalang di tengah perjalanan hidupmu, jadilah seperti air yang begitu lincah menyelip dan mengalir di sela-selanya, jangan kau terhenti hanya karena sebuah tembok yang tak tinggi”, terang si ayah.

“Anakku, dalam menjalani kehidupan ini...cobalah kau belajar dari pertanda alam disekelilingmu…tak ada yang diciptakan Allah SWT dengan sia-sia, seperti air yang mengalir, matahari yang bersinar, pergantian siang-malam, bahkan pohon-pohon yang berjajar di seberang sana. Pasti ada pertanda dan pelajaran yang bisa kau peroleh darinya selama engkau mau membuka dan melapangkan hati dan pikiranmu”, jelas si ayah sambil tersenyum menatap si pemuda.

“Wah, terimakasih ayah…!”, pemuda itupun tersenyum. Pandangannya beralih menatap kearah danau. Iya, aku kan mencoba belajar!, tekadnya mantap.

Hai..Sahabat Amazing, Bagaimana menurut Anda dengan cerita di atas?
Saya Pastikan Anda sudah memahami dan mulai menerapkan Prinsip hidup yang Amazing tentunya..! Tetap Semangat ya..!

Senin, 11 Oktober 2010

Ikanku


Satu minggu ini ikan sapu-sapuku meninggal dunia. Sejak saat dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan, lumut pasti akan bermunuculan di akuarium kesayanganku.
Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Aku berpikir, ini tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan kokiku akan tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka.

Ikan-ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan lumut- lumut itu. Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja, kuluangkan waktu untuk mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya akan kasar. ”Berapa Pak, harganya?” tanyaku pada si penjual ikan itu. ”Tujuh ribu rupiah, Mbak,” jawab si penjual itu. Segera kusodorkan uang dan

setelah itu langsung kutapakkan kakiku menuju rumah. Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium. Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung meliuk-liuk. Dan … betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut tersebut. Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan dulu tanpa kubersihkan akuariumnya.

Pikirku weekend nanti pasti aku ada waktu. Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah …. Tapi bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh … tapi kok lain ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Wow… that’s so Amazing..!

Terus kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.
Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam yang
tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu.

Aku tersadar …. Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca akuariumku buram sudah lenyap!
Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah.

Ikan yang tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.

Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang tidak
menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini. Dia tidak punya kelebihan fisik yang dapat dibanggakan. tapi dia dapat membersihkan permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.

Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada TUHAN karena merasa aku tidak memiliki kelebihan. namun TUHAN memakai ikan kecil itu untuk menyadarkan aku, “KU-ciptakan dirimu bukan untuk hal yang tidak berguna. Kita ada di dunia ini karena kita berarti untuk melakukan hal-hal besar !”

Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini TUHAN memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, TUHAN tidak ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Berhentilah menjadi "Gelas"


Assalaaamu’alaikum…. ,

Sudah memasuki penghujung minggu lagi.., bagaimana kabar Anda Yang selalu Amazing? Waktu terasa begitu cepat bergulir ya, Secepat laju Kereta yang ingin sampai tepat waktu ke stasiun berikutnya. Semoga kita dapat menggunakan waktu yang berharga ini dengan hal-hal yang Positif, tentunya dengan sesuatu yang membawa kita menjadi Manusia yang berkualitas dan Amazing tentunya.

Sahabat, Beberapa waktu yang lalu saya membaca cerita yang cukup menginspirasi bagi diri saya. Cukup untuk bisa membuat diri kita lebih bijaksana dalam menghadapi masalah. Mau tau cerita? Jadi begini ceritanya,

Seorang guru Sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini?” sang guru bertanya.
“Guru, belakanan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

He.he.he.he..”Sang guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si muridpun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam itu dan masukan ke dalam segelas air,”kata sang guru. “Setelah itu coba kamu minim airnya sedikit.” Si muridpun melakukanya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.”Bagaimana rasanya?’ Tanya sang guru. “huuhh.. Asin dan perutku jadi mual,”jawab si murid dengan wajah masih meringis. Sang Guru hanya tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kamu ikut aku.”Sang guru pun membawanya ke danau di dekat mereka.”Ambil garam yang tersisa dan tebarkanlah ke danau.”Si murid menebarkan segenggam garam sisa tadi ke danau tanpa bicara apapun. Walaupun Rasa asin dimulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dimulutnya, tapi tak dilakukanya. Tak sopan rasanya meludah di hadapan mursyid.

“Sekarang coba kamu minum air danau itu,”kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat dipinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tanganya , mengambil air danau dan meminumnya. Ketika air dingin segar mengalir di tenggorokanya, sang Guru bertanya,”Bagimana rasanya?”
“mmmh..Segaar, segar sekali,”kata simurid sambil mengelap bibirnya. Tentu saja air danau ini berasal dari sumber mata air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. “Terasakah rasa garam yang kau taburkan?” tanya sang Guru. “Tidak sama sekali guru!,”kata si murid sambil mengambil air minumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum dan membiarkan muridnya mengambil minum sampai puas.

“Nak,”kata sang Guru setelah muridnya selesai minum.”Segala masalah dalam hidup ini hanya seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau hadapi dalam hidupmu itu sduah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap segitu-gitu aja tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia inipun demikian. Tidak ada satupun manusia,walau dia seorang nabi yang terbebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam mendengarkan.”Tapi Nak, Rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, Berhentilah Menjadi ‘Gelas’. Jadikan qalbu dalam dadamu itu sebesar ‘danau’.”

Terkadang masalah yang kecil menjadi besar tatkala hati kita sempit. Banyak sekali kita menyaksikan dalam perjalanan hidup kita ada orang saling bunuh hanya karena masalah yang kecil. Masalah yang kecil itu menjadi besar tatkala hatinya sempit.

Sahabat yang Amazing, Perbesarlah ruang hati kita dan jadilah lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai masalah. Niscaya solusi akan terhampar seiiring dengan terhampar luasnya ruang hati kita. Kita masih Punya Tuhan yang Selalu menjaga umatnya. Tetaplah berdoa, Tetaplah Berusaha, Semoga Allah meridhoi dan meRahmati kita Semua.. Menjadikan kita manusia yang Tangguh dan Kuat dalam menghadapi Rintangan kehidupan…Amiin…
Ayoo…. Bersemangatlah..


Sumber : dr.Andhyka P Sedyawan

Rabu, 29 September 2010

Antara Sulaiman dan Qarun


Manusia sangat menyukai kesenangan dunia, baik berupa kesehatan, harta, keturunan, ataupun kedudukan. Mereka sangat membanggakannya dan menjadikannya sebagai parameter kesuksesan hidup. Oleh sebab itu mereka sangat bersedih dan bahkan berputus asa tatkala kesenangan itu lenyap darinya. Mereka tidak bisa menjadi sosok hamba yang bersabar ketika mendapatkan musibah yang ditakdirkan-Nya.

Sebaliknya, tatkala berhasil mendapatkan kembali nikmat dunia yang sebelumnya luput darinya, mereka merasa seolah-olah dirinyalah orang yang paling berhak menikmatinya. Mereka juga meremehkan dan melecehkan orang lain yang ada di sekitarnya karena tidak memiliki ‘kemuliaan’ seperti yang didapatkannya. Mereka pun ternyata tidak bisa menjadi sosok hamba yang pandai bersyukur kepada Rabbnya atas nikmat yang telah dilimpahkan oleh-Nya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata; ‘Telah hilang bencana itu dariku.’ Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Hud: 9-11).

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah menceritakan tentang tabiat buruk manusia yang bodoh lagi suka melakukan kezaliman. Tatkala Allah menganugerahkan kepadanya sebagian dari rahmat-Nya berupa kesehatan, rezeki yang melimpah atau anak-anak yang menyenangkan hati dan semacamnya lalu Allah pun mencabut hal itu darinya, dia bersikap putus asa dan berpangku tangan saja, dia tidak mengharapkan pahala dari Allah (atas musibahnya). Tidak pernah terbersit dalam pikirannya bahwa kelak Allah akan mengembalikan sesuatu yang hilang itu kepada dirinya, menggantikannya dengan yang serupa atau bahkan sesuatu yang lebih baik darinya.

Demikian pula, apabila Allah melimpahkan kepadanya rahmat/kemudahan setelah dirundung kesulitan maka diapun terlalu gembira dan berbangga diri. Dia mengira bahwa keadaan itu akan terus-menerus dialaminya, sampai-sampai dia berkata, “Semua bencana telah luput dariku.” Ini menunjukkan dirinya terlalu gembira dan berbangga-bangga. Dia merasa senang dengan suatu karunia/nikmat yang cocok dengan hawa nafsunya. Dia merasa angkuh dengan kenikmatan yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Itulah yang membuatnya semakin congkak, sombong, ujub akan diri sendiri dan angkuh kepada orang lain, suka merendahkan dan melecehkan mereka. Aib manakah yang lebih parah daripada sifat semacam ini?

Inilah karakter yang melekat pada jiwa manusia kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah untuk bersabar ketika mendapatkan musibah -sehingga tidak berputus asa- dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat -sehingga dia tidak bersikap angkuh- dan dia pun mengerjakan amal-amal salih yang wajib maupun yang sunnah. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan mendapatkan balasan pahala yang sangat besar berupa surga beserta segala macam kenikmatan yang diinginkan jiwa manusia (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 396. cet. Dar al-Hadits)

Contoh sosok manusia yang larut dengan ‘keberhasilan’nya dan angkuh dengan kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya adalah Qarun. Dia berkata dengan nada sombong dan angkuh, sebagaimana diceritakan dalam ayat (yang artinya), “Dia (Qarun) berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.’…” (QS. al-Qashash: 78).

Dia mengira bahwa dirinya memang orang yang berhak dan paling pantas untuk mendapatkan itu semua. Sehingga dia pun menolak mentah-mentah nasehat dari kaumnya untuk tidak dihanyutkan oleh kesenangan dunia sehingga melupakan urusan akherat. Dalam pandangannya, kekayaan materi itulah bukti pemuliaan dan kecintaan Allah kepada dirinya. Allah tidak tinggal diam terhadap hal ini. Allah membantah persangkaan Qarun ini dengan firman-Nya (yang artinya), “Tidakkah dia (Qarun) tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta…” (QS. al-Qashash: 78). (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 684. cet. Dar al-Hadits)

Berbeda halnya dengan sosok yang mengerti akan dirinya dan memahami keagungan Rabbnya. Maka dia akan mengakui bahwa nikmat yang dia peroleh adalah ujian dari Rabbnya. Sehingga dia pun merasa khawatir kalau-kalau tidak bisa menunaikan syukur kepada-Nya dengan sebaik-baiknya. Inilah keletadanan yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, sebagaimana disebutkan dalam ayat (yang artinya), “Maka ketika dia (Sulaiman) melihat Singgasana (Ratu Balqis) itu terletak di hadapannya, dia pun berkata; ‘Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia besyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya Mahamulia.’.” (QS. an-Naml: 40). (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 662. cet. Dar al-Hadits)

Sekarang, marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri; apakah kita termasuk pengikut keteladanan Sulaiman ‘alaihis salam ataukah pengekor kesesatan Qarun dan orang-orang yang sejalan dengannya. Wallahul muwaffiq. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Senin, 27 September 2010

Kejujuran pada bibit kacang ijo


Dikisahkan bahwa sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut. Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis.

Namun sesudah ujian tertulis ini, semua peserta diberi pekerjaan rumah, setiap orang diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang tinggi tersebut.

Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa yang jadi pemenangnya karena semua membawa bibit kcang yang telah bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.

Setelah diabsensi ternyata satu orang tidak muncul di tengah para peserta. Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya. Orang tersebut dengan penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan alasan ketidak-hadirannya saat ini. Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha memberi pupuk, memberi air yang cukup. Semua persyaratan yang dibutuhkan agar bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya, namun anehnya, bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh.

"Aku berpikir bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan telekomunikasi ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari ini ke perusahaan bapak." tetapi justru di saat ketika orang itu akan meletakan gagang telephonya, sang manager memberikan kata-kata yang sungguh di luar dugaannya;
"Engkaulah satu-satunya yang diterima perusahaan kami, Profisiat!" Orang itu heran dan kaget tak percaya.

Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta tersebut adalah bibit yang telah diproses sehingga tak akan bisa bertumbuh lagi. Dengan begitu Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur. Dan ternyata hanya seorang yang yang tak mampu membawa bibit kacang yang telah tumbuh. Dan dialah orang yang dipilih itu.
"Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan ketimbang keberhasilan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Seperti kutipan ‘John Wooden’ Beri perhatian lebih pada karakter dari pada reputasi, karena karakter adalah diri sebenarnya, sementara reputasi hanya anggapan orang tentang anda.

Dikutip dari message from dr.Andhyka P Sedyawan

Minggu, 26 September 2010

Kisah anak manusia



Terkisah Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, "Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu." Sang adik tersenyum dan berkata, "Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu." Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah.

Sang adik merenung, "Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?" Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. "Oh, rupanya ini mantra ayah…," gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.

Memanglah Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Namun Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Namun berbeda dengan Sang Adik, ketika panen berhasil diapun mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

Apa yang dapat Anda petik dari cerita diatas?
Ternyata Susah dan senang menyediakan perlawanan yang diperlukan untuk mengembangkan kekuatan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang besar. Kekuatan-kekuatan ini terdiri dari percaya diri, ketekunan, dan yang sangat penting, Pengendalian diri serta pengetahuan diri.

Allah akan mengambil apa yang kau miliki dan merubahnya menjadi sesuatu yang jauh lebih baik, sesuatu yang jauh lebih bernilai.
Dia akan membuatnya sempurna dan mengembalikannya padamu.
Yakinlah bahwa Allah itu ada. Maka selalulah bersandar PadaNYA.
Dia ada dimanapun, tapi kau harus menggali ke dalam dirimu dan menemukan Dia di sana.

Sahabat, mulai sekarang ambil penuh kendali atas hidup Amazing anda. kuasai diri Anda dan kendalikan menuju tempat yang jauh lebih baik, dan semakin baik setiap harinya. Ingatlah bahwa orang yang paling berkuasa adalah orang yang mampu menguasai dirinya sendiri. Semangattt!!

Dikutip dari message from dr.Andhyka P Sedyawan

Minggu, 05 September 2010

FSQ FE Unlam Mengucapkan,,,

Raihlah Keutamaan di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan!


Lailatul Qadar adalah suatu malam yang penuh dengan keutamaan dan barokah. Allah Subhanallahu wa Ta’ala Yang Maha Pemberi barakah telah menjelaskan hal itu dalam surat Al Qadr (artinya):

“Dan tahukah kamu apa malam lailatul qadar itu?. Yaitu suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah para malaikat dan ruh (malaikat Jibril) dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr: 2-5)

Sehingga malam itu pun dipenuhi barakah yang berlimpah ruah, sebuah ibadah yang dilakukan pada malam itu dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan selain Ramadhan. Tentu keutamaan yang amat besar ini akan membuat hati yang jernih dan akal yang sehat terdorong dan berharap untuk dapat meraihnya.
Kapan terjadinya lailatul qadar?

Malam lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan, sekali dalam setahun. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, jika ada diantara kalian lemah, maka jangan sampai luput dari tujuh malam yang tersisa (terakhir).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Al-Imam Muslim yang lain, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

… فَاطْلُبُوهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا
…. maka carilah pada malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Bari: “Pendapat yang paling kuat tentang terjadinya lailatul qadar adalah pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan terjadinya tidak menetap pada malam tertentu dalam setiap tahunnya.”

Adapun memastikan suatu malam dari bulan Ramadhan bahwa ia adalah malam lailatul qadar (di tahun tersebut), maka membutuhkan dalil (yang shahih dan jelas) dalam penentuannya. Namun malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir itu hendaknya lebih dijaga dibanding selainnya, dan malam keduapuluh tujuh hendaknya lebih dijaga lagi daripada malam-malam ganjil selainnya yang dimungkinkan bertepatan dengan lailatul qadar. (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah li Al-Buhuts wa Al-Ifta`)

Apa yang seharusnya dilakukan di malam tersebut?

Pertama: Bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir melebihi kesungguhan pada malam-malam selainnya, dalam hal shalat, membaca Al-Qur’an, berdo’a, dan ibadah-ibadah yang lainnya. ‘Aisyah s menceritakan:

كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam jika memasuki sepuluh malam terakhir, beliau menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya, serta mengencangkan tali pinggangnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Al-Imam Ahmad dan Muslim: “Dahulu beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir yang tidak sama kesungguhannya dengan malam-malam selainnya.”

Kedua: Menegakkan shalat tarawih dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Jama’ah, kecuali Ibnu Majah).

Ketiga: Membaca do’a sebagaimana yang diajarkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah radliyallahu ‘anha. ‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai suatu malam bahwa itu adalah malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca pada malam itu? Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab: “Ucapkanlah (berdo’alah):

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفوَ فَاعْفُ عَنِّي .
“Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Maha Mulia lagi suka memaafkan, maka maafkanlah aku.” (HR. At-Tirmidzi)

I’tikaf

I’tikaf adalah usaha untuk senantiasa menetap di masjid disertai dengan menyibukkan diri dengan ibadah (seperti menegakkan shalat-shalat sunnah disamping shalat lima waktu, memperbanyak membaca Al Qur’an, memperbanyak dzikir, do’a, dan istighfar), meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat (seperti mengobrol, cerita, senda gurau dan semisalnya), dan tidak keluar dari masjid selama i’tikaf, kecuali bila ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar (seperti buang hajat atau semisalnya).

‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: “Yang disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf adalah tidak menjenguk orang sakit, tidak berta’ziyah, tidak menggauli dan mencumbu istrinya, serta tidak keluar dari masjid untuk sebuah kebutuhan kecuali perkara yang mengharuskan untuk keluar.”

Padahal dalam agama Islam, menjenguk orang sakit dan berta’ziyah keduanya merupakan perkara yang sangat dianjurkan. Namun demikian, ia menjadi gugur ketika menjalankan ibadah i’tikaf di masjid. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perkara i’tikaf tersebut. Sehingga orang yang beri’tikaf hendaknya bersungguh-sungguh menggunakan waktunya untuk bermunajat kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.

Ini merupakan sebuah sunnah (ibadah) yang perlu kita hidupkan dan semarakkan, karena hampir-hampir sunnah ini menjadi asing ditengah-tengah umat Islam. Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf di bulan Ramadhan.

Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata: “Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam beri’tikaf pada setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, dan pada tahun wafatnya, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Al Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Zakatul Fitri (Zakat Fitrah) dan Takarannya

Zakat Fitrah diwajibkan atas setiap muslim, baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, sebagaimana pernyataan shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak 1 sha` kurma atau 1 sha` sya’ir (gandum), (dan diwajibkan) baik atas orang merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun perempuan, dewasa ataupun anak-anak.”Al-Bukhari dan Muslim) (HR.

Takaran Zakat Fitrah adalah 1 (satu) sha` (2,5kg). Sebagian ulama berpendapat 1 sha` sama dengan 3 kg makanan pokok, seperti beras.

Manfaat Zakat Fitrah

Manfaat zakat fitrah adalah:

1. Sebagai pembersih atau penyuci jiwa orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak ada manfaatnya dan perkataan yang keji.

2. Sebagai subsidi makanan bagi orang-orang miskin

Shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata:

فَرَضَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci jiwa orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak ada manfaatnya dan perkataan yang keji dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat Id, maka terhitung sebagai zakat yang diterima (sah sebagai zakat fitrah, red), dan barangsiapa menunaikannya setelah selesai shalat Id, maka itu adalah shadaqah dari shadaqah-shadaqah biasa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Kapan Zakat Fitrah Dibayarkan?

Zakat Fitrah dibayarkan pada hari raya Idul Fitri sebelum shalat Id dilaksanakan, atau sehari/dua hari sebelum Idul Fitri. Oleh karenanya dinamakan Zakat Fitrah karena pembayarannya pada hari Idul Fitri (ini adalah waktu yang paling utama), atau dekat dengan Idul Fitri. Dahulu, setelah umat Islam semakin banyak, sebagian para shahabat membayarkan Zakat Fitrah sehari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, sebagaimana disebutkan dalam atsar Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya. Kapan saja zakat fitrah dibayarkan pada salah satu dari waktu-waktu tersebut, maka terhitung sebagai zakat fitrah yang sah. Sebagaimana dalam hadits di atas: “Barangsiapa membayarnya sebelum shalat Id, maka ia adalah zakat yang diterima (sah sebagai zakat fitrah, red).”

Kepada Siapa Zakat Fitrah Diberikan?


Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS, At Taubah :60 )

Bolehkah Zakat Fitrah dibayar dengan uang tunai?


Mayoritas ulama tidak membolehkan zakat fitrah dibayar dengan uang, karena yang demikian tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, sementara sangat memungkinkan di masa beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam zakat fitrah dibayar dengan uang (dinar atau dirham). Namun, beliau memerintahkan untuk membayar Zakat Fitrah dengan kurma atau sya’ir (gandum, bahan makanan pokok di masa itu). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. (Lihat Fatawa Asy-Syaikh Bin Baz dan Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin).Wallähu a’lam bish showäb.

Penutup

Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala menerima amalan-amalan ibadah kita semua, mengampuni dosa-dosa kita semua, dan menggolongkan kita kepada golongan orang-orang yang bertaqwa dengan shaum Ramadhan yang kita laksanakan. Amïn Yä Mujïbas Sä`ilïn..

Popular Posts

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites